Studio Alam Gamplong : Berkunjung ke Mini Hollywood Versi Indonesia
Di balik syuting film Bumi Manusia sadarkah kamu terdapat setting film yang begitu khas bangunan tahun 1800-an. Lokasi tersebut ternyata ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Desa Wisata Gamplong. Desa Gamplong berada di 16 km dari pusat kota Yogyakarta. Kini tempat ini kian ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar dan dikenal sebagai Studio Alam Desa Gemplong.
Foto : Novia Intan |
Pada mulanya Desa Wisata Gemplong terkenal dengan sentra penghasil tenun. Namun sejak digunakan Film Sultan Agung pada tahun 2018, Desa Wisata Gamplong makin terkenal karena set pedesaan di era kolonialisme yang lengkap dengan rumah dan jalur kereta itu dibangun di Desa Gamplong, Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Studio alam itu dibangun di tengah Desa Gamplong dengan set-set perumahan, ruko, perdesaan, rumah kumuh, pasar tradisional, kereta jaman dulu, dan masih banyak lainnya.
Berawal dari keinginan sejak dulu dari seorang sutrada kondang Hanung Bramantyo untuk memiliki studio yang dapat dijadikan pusat kebudayaan, set Film Sultan Agung pun makin dikembangkan hingga pembuatan Film Bumi Manusia yang baru saja rilis Agustus 2019.
Pembangunan studio alam Gamplong dimulai sejak Desember 2017 dan telah diresmikan pada bulan Juli 2018 oleh Presiden Jokowi dan menjadi salah satu spot wisata baru yang cukup menarik untuk dikunjungi. Sebutan Mini Hollywod versi Indonsia pada studio alam ini tidak berlebihan. Sebab studio dengan luas 2,5 hektar ini memang dibuatnya untuk keperluan syuting. Jadi jangan heran jika sewaktu-waktu studio alam ini ditutup sementara untuk keperluan syuting film.
Banyak Spot Menarik di Studio Alam Gamplong
Untuk sampai menuju Studio Alam Gamplong dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari pusat kota Yogyakarta. Jalan menuju lokasi tidaklah sulit, sehingga kamu bisa mengunjungi Studio Alam Gamplong dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jauh dari keramaian kota, Studio Alam Gamplong juga menyuguhkan suasana desa yang khas dan sepi.
Memasuki area studio alam, kamu hanya akan dimintai tiket masuk suka rela untuk biaya perawatan studio. Di bagian depan kamu akan disambut oleh pengelola yang sudah standby di loket dan gubuk kecil. Jika kamu membawa kamera pro, maka kamu akan dimintai uang sukarela sebesar Rp 10.000. Harga yang cukup terjangkau bukan untuk menikmati studio alam milik Indonesia?
Sesampainya di dalam area studio, ada tiga area yang bisa kamu jelajahi. Pertama, area lokasi syuting dimana kamu bisa mengambil gambar atau foto dengan set sesuai lokasi film Bumi Manusia, kedua area kuliner, dimana kamu bisa menyantap makanan dan minuman sambil bersantai di pendopo, dan area Museum Bumi Manusia. Di area museum kamu bisa melihat lebih dekat set rumah Nyai Ontosoroh dan Annelise yang berperan di Film Bumi Manusia.
Jika kamu ingin merasakan naik kereta trem ala tahun 1800-an, kamu bisa menikmatinya dengan biaya Rp 5000 per orang. Jangan takut kelaparan di sana, ada stand dan warung-warung kecil yang siap memanjakan lidahmu. Stand kuliner tersebut diisi oleh warga sekitar Desa Gamplong. Pada area resto pendopo, kamu juga dapat menikmati aneka macam jajanan, kopi, hingga nasi dengan nuansa desa dan harga terjangkau.
Hafiz Kurniawan sebagai pengelola Studio Alam Desa Gamplong menceritakan bahwa lokasi ini mulai dibuka untuk umum setelah digunakan syuting film Bumi Manusia sejak bulan Juni 2019 atau setelah lebaran. "momen setelah lebaran menjadi puncaknya orang-orang datang ke sini sambil liburan," jelasnya.
Ia pun menjelaskan harapan dibuatnya studio alam ini selain sebagai keperluan syuting juga menjadi saran edukasi perfilman. "rencana ke depan ingin membua kelas untuk perfilman," harapnya. (Novia Intan)
No comments: