Komunitas Buku Lawasan Jogja
Komunitas buku lawas adalah komunitas yang dibentuk sekitar 2016 yang lalu. Komunitas buku lawasan ini adalah mereka yang memiliki daya tarik di dunia buku lawas. Abi, salah satu anggota komunitas buku lawas mengutarakan bahwa buku lawasan ini merupakan komunitas yang tidak hanya mengoleksi buku lawas. Tetapi juga menjual buku mereka.
Foto: Irukawa Elisa |
Sebenarnya komunitas buku lawas diawali dari ketemuan dan ngopi bareng. Kemudian saling berbagi info dan akirnya dibuatlah komunitas buku ini. Kini komunitas ini sudah ada sekitar 15 orang, kesemuanya bertempat tinggal di jogja.
“Sebenarnya tidak hanya buku langka, tetapi juga ada buku
lawas,” imbunya.
Ketika ditanya minat masyarakat terhadap buku lawas dan
langka, ternyata masih banyak peminatnya. Meskipun tidak sebanyak peminat buku
baru, tetap banyak yang mencari buku-buku langka dan lawas. Itu pulalah yang
menjadi alasan komunitas ini sampai sekarang masih tetap bertahan. Karena
memang masih banyak yang mencari.
Adapun koleksi yang dimiliki, missal ada Al Quran besar,
kemudian ada pula menuscript serat Ramayana, serat suluk, babat mataram sampai
pajang. Tentunya masih ada pula menuscript di tahun 17 dan 18 san.
Khusus buku-buku langka, mereka dipegang oleh masing-masing
anggota. Jadi buku langka yang ada di sana ada pemiliknya. Komunitas buku
lawasan ini hanya sebagai sarana dan media saja.
Saat ditanya, suka duka sampai mendapatkan buku lawas dan
langka ternyata butuh perjuangan luar biasa. Demi mendapatkan buku-buku
tersebut harus muter dari kota ke kota. Meskipun begitu, itu sudah hal yang
wajar bagi anggota buku lawasan. Tidak jarang, selama mencari koleksi buku
langka, banyak pelajaran dan cerita dari pemilik buku langka secara langsung.
Memang ada banyak buku lawas dan buku langka. Maka komunitas
buku lawasan pun secara personal maupun secara kelompok banyak menyumbang ke
perpustakaan RI. Jumlahnya pun tidak sedikit.
“Ada beberapa kita masukan ke Perpusatkaan Nasional RI
sampai ratusan, sebagian kita simpan,” tegasnya. Adapun buku buku lawas seperti
serat Ramayana ada beberapa. Sebagian ada yang dulu pernah ditulis ulang dari
para pengarang yang berbeda.
Dalam setiap kegiatan, komunitas ini pun juga sering ikut.
Karena bagaimana juga, buku-buku langka sangat dicari. Dari isi bukunya pun
juga sarat dengan ilmu. Karena dari buku-buku asli, setidaknya bisa tahu nenek
moyang dan leluhur kita. (Irukawa Elisa)
Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 2, 2019.
No comments: