Transformasi Cara Menghormati Guru Era 4.0 Di Kalangan Pelajar
Sikap dan kepatuhan
terhadap guru memang tidak seperti kakak kita 15 tahun yang lalu. Tepatnya 20
tahun yang lalu, moral siswa terhadap guru sangat terasa. Ketika guru datang
mengendarai sepeda ontel, anak-anak dari pintu gerbang sudah berebut menyambut
sang guru. Sambil bersorak sorai “Pak Guru Sudah Datang, Pak Guru Sudah
Datang,” begitu berkali-kali dan beramai-ramai.
Sambil bersorak ramai, ada yang
membawakan tas Guru ke dalam kantor, ada sebagian anak lagi yang menuntun
sepeda ke parkiran. Sebagian besar lain yang berkerumun, menyalami tangan guru
dan mencium tangan guru. Kurang lebih seperti yang Saya ingat ketika saya masih
kelas 1 SD.
Seiring waktu berjalan,
kebiasaan semacam ini mulai luntur. Bahkan tidak ada sekolah yang melakukan
sikap semacam ini. Bukan berarti tidak ada sekolah yang seperti ini, karena
tetap masih ada sekolah yang menjungjung sopan santun dan menerapkan pendidikan
karakter agar bermoral disekolahnya.
Baca Juga : Menerapkan Skill Sejak Di Bangku Sekolah Menengah Atas
Seperti pengakuan pelajar
SMK Budhi Dharma, Nanda Deviana, siswa yang duduk di kelas 12 jurusan pemasaran
ini mengaku tidak ada sapaan atau sambutan pelajar ke setiap guru yang datang.
Nanda pun juga menyampaikan bahwa semua biasa saja. Bahkan, dirinya tidak
pernah menemukan aktivitas seperti paragraph awal.
“Kalo aku tipe menghormati
guru dengan cara menyapa guru ketika berpapasan di jalan,” terangnya. Meskipun
Nanda tidak menyambut atau membawakan tas atau sepeda motor ke parkiran, Nanda
memperlihatkan hormat kepada guru dengan cara lain. Misalnya mendengarkan guru,
tidak bolos sekolah.
Nanda juga menyadari betul
bahwa menjadi seorang guru pun bukanlah hal yang mudah. Oleh karenanya, Ia pun
juga sangat menghormati guru, sebagaimana menghormati kedua orangtuanya.
Baca Juga: Kristal di Ujung Jalan
“Ya kita tahu ya mbak,
tanpa guru kita akan jadi apa? Jasa mereka itu sangatlah besar sebenarnya,”
tegasnya.
Berbeda dengan pendapat
Rifki Lia Ramadhani, siswi kelas 11 jurusan Akuntansi di SMK Budhi Dharma
menceritakan bahwa teman seangkatannya ada yang moralnya tidak baik terhadap
gurunya. Melihat teman seperti itu, ia mengaku sikap negative kepada guru
seperti itu tidaklah pantas.
“Jadi mereka itu selain
menganggu suasana kelas, juga mencoreng nama sekolah. Jadi orang luar yang
belum kenal, bisa menilai negatif sekolah, hanya beberapa orang saja,”
paparnya. Ketika ditanya, bentuk kenakalan seperti apa, adalah tindakan bolos
saat jam pelajaran, pergi tanpa ijin dan menggunakan motor sendiri sampai
berani menentang guru dan tidak sopan kepada guru. Meskipun demikian, Lia
Ramadhani tidak pernah melihat murid sampai memukul gurunya.
Baca Juga: Bongkar Rahasia Membagi Waktu Untuk Pelajar
Bagi Ramadhani, seorang
murid memiliki moral yang baik itu memang penting. Terutama moral terhadap
guru. Alasannya tidak jauh beda dengan kakak kelasnya, Nanda, yaitu guru
sebagai pembimbing, yang mengarahkan dan mengajarinya dari yang tidak bisa dan
tidak tahu menjadi bisa dan menguasai. (Irukawa Elisa)
Dipublikasikan di Tabloid BIAS edisi 1 | 2019
Transformasi Cara Menghormati Guru Era 4.0 Di Kalangan Pelajar
Reviewed by elisa
on
Tuesday, May 05, 2020
Rating:
No comments: