Dinginnya Jogja

Aku melangkah,

Linglung

Sambil menggigil karena dingin yang merasuk pada kulit ari

Ucapku terbata, miris melihatnya

Teknologi semakin merenggutku,

Membuat mereka lupaakan diriku

Yogyakarta (Foto: Elisa)

Jika dulu mereka senang dengan keberadaanku,

Kini aku terlupakan dengan segala teknologi ditangan

Jika saat itu mereka gemar berbicara denganku

Kini mereka lebih suka mengetikkan kata kemudian mengirimkan

Sungguh, dinginnya Jogja membuatku sadar

Sadar akan beradaban yang terus berjalan

Terasa cepat, berputar, lalu berubah

Aku tak bisa apa, hanya mengikuti saja

Sebab jika tidak,

Aku hanya akan mati lalu hilang entah kemana.  (Novia Intan)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2018