Sulap Sampah Bonggol Jagung Senilai 20 Juta Rupiah
Sampah menjadi isu dunia yang tidak
akan pernah habis. Isu sampah ternyata tidak akan habis diperbincangkan. Salah
satunya kasus sampah di Yogyakarta. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sempat
mengalami overload sampah. Sampai-sampai radius 2 km aroma busuk sampah tercium
akibat terbawa angin. Banyaknya sampah yang dihasilkan oleh warga perlu
pengelolaan sampah perlu kreativitas mengelola sampah bonggol jagung menjadi
karya. Seperti yang dilakukan oleh bapak Stefanus Indri Sujatmiko
Foto: Karya dari bonggol pisang (elisa) |
Sapaan akrabnya Sujatmiko. Seorang
ayah yang tergerak untuk memanfaatkan bonggol jagung menjadi bahan utama karya
kerajinan tangannya. Saat ditemui di Pameran di JEC, Sujatmiko menceritakan
perjalanan menemukan ide kreatif ini. Ia mengawali kreativitasnya beranjak dari
rasa keprihatinan melihat tetangganya yang binggung membuang bonggol jagung.
Tidak tanggung-tanggung, sehari mampu membuang 8 truk bonggol jagung.
Sujatmiko juga menceritakan kalo
sempat membuang bonggol jagung ke sungai.
“Sampah Bonggol jagung dibuang di sungai
justru akan menimbulkan pencemaran baru lagi,” ungkapnya.
Lagi-lagi dari keprihatinan itu, Ia
pun memperoleh ilmu baru yang ternyata prinsip bonggol jagung itu seperti kayu,
semakin direndam air, semakin kuat. Dari situlah Ia berfikir mencari solusi dan
keluarlah ide untuk memanfaatkan bonggol jagung tersebut sebagai kerajinan
tangan. Ia juga mendesain bonggol jagung agar tidak dimakan rayap dan tahan
lama.
Ia pun membeli 1 kg bonggol seharga
5.000 ke tetangga. Sampai-sampai dirinya dikatai orang gila atas tindakannya.
Sebutan gila ini ternyata hanya lawakan ala orang desa saja. Sebenarnya sampah
bonggol jagung itu diberikan percuma, namun tetap di beli per-kg. Alasannya
Sujatmiko sederhana, membantu petani bonggol jagung.
Hasil inovasi karyanya sudah diakui
dan dikagumi oleh banyak orang. Ia pun beberapakali memperoleh penghargaan
bergengsi dari karya Inovasi yang ramah lingkungan. Harga yang ditawarkan pun
bervariasi, dari harga 7 ribuan sampai 20 jutaan.
“Ada juga yang harganya tidak terhingga,
karena membuat otot tangan saya putus dan cidera,” cerita lelaki paruh baya
dari Minggir Sleman kepada BIAS.
Ia memulai ide kreatif ini sejak
2016. Ia pun memberdayakan pemuda di desanya, duduk bersama, berdiskusi dan
bertukar Ide. Beliau berhasil mengajak mahasiswa dari berbagai jurusan dan
universitas. Ada yang berasal dari jurusan arsitek, kayu dan jurusan
pengelasan. Mereka ngopi bareng. Hasilnya semakin menjadikan karyanya memiliki
nilai tersendiri. Karena saat dibuat, ada ilmu arsitekturnya, ada juga ilmu
dari anak-anak muda yang digaetnya.
Karya fenomenal buatannya adalah Candi
Borobudur yang memakan waktu pengerjaan mencapai 3 bulan lamannya. Adapun
lukisan Presiden Jokowi dan Soekarno yang mirip. Adapun prestasi yang dicapai
sampai pertengahan 2017, Juara 2 Bapeda DIY, 100 top brand dan pernah
memperoleh medali pula. Adapun harapan Sujatmiko, semoga masyarakat semakin
bijak memanfaatkan sampah bonggol jagung dan masyarakat bisa menghargai karya
saya. (Elisa)
Sulap Sampah Bonggol Jagung Senilai 20 Juta Rupiah
Reviewed by elisa
on
Saturday, March 16, 2019
Rating:
No comments: