TRANSPORTASI DARING : Langganan Antar-Jemput Pelajar
Di era modern yang serba canggih ini, hampir semua orang menginginkan segala sesuatu menjadi praktis dan instan. Berkembangnya teknologi semakin memudahkan kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang transportasi. Kalau dulu kita harus pergi ke pangkalan ojek atau menelepon taksi untuk menggunakan jasanya, sekarang kita bisa memesannya melalui aplikasi, atau biasa disebut transportasi daring (dalam jaringan). Bahkan, kita bisa langsung tahu siapa supirnya, apa kendaraannya, berapa nomor platnya, sampai estimasi waktu berapa lama si supir akan datang.
Tidak terbatas pada itu saja, adanya transportasi daring memudahkan kita untuk memesan makanan, berbelanja, hingga mengirimkan barang. Penawaran seperti inilah yang biasanya diminati oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Biaya ongkos transportasi daring pun cukup terjangkau.
Hal ini juga disetujui oleh Muhammad Bahruddin (17), siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 2 Bantul yang kerap menggunakan jasa transportasi daring setiap pulang sekolah, sejak kelas sepuluh. “Ojek online membantu aku yang nggak selalu bisa diantar-jemput karena orangtuaku sibuk. Aku juga belum begitu lihai mengendarai sepeda motor. Apalagi, jam pulang sekolahku sering tidak menentu karena aku ikut beberapa organisasi yang acaranya bisa sampai sore.”
Serupa dengan Rudi, Gadis Elvina (17) juga berkata demikian. “Orangtua belum mengizinkanku mengendarai motor sendiri ke sekolah. Lagipula, aku juga belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Sedangkan, jasa ojek online itu sudah terjamin keamanannya.”
Gadis yang juga siswi kelas XI MIPA 5 SMA N 2 Bantul juga menyatakan bahwa layanan ojek berbasis aplikasi lebih mudah digunakan daripada ojek konvensional. Letak pangkalan ojek konvensional cukup jauh dari rumahnya.
Selain itu, baik Rudi maupun Gadis sama-sama tidak begitu mengetahui rute transportasi umum dari rumahnya ke sekolah. Di Bantul, tidak semua jalan dilewati oleh bus umum. Jalur bus di Bantul memang lebih banyak beroperasi di Jalan Bantul dan Jalan Parangtritis, berbeda dengan bus Trans Jogja yang lebih luas jangkauannya. Meskipun sudah mencapai kawasan Bantul, bus Trans Jogja baru tersedia di daerah perbatasan Bantul-Jogja, seperti Kasihan dan Banguntapan.
Meskipun sangat membantu terutama dalam keadaan mendesak, transportasi daring tetap memiliki kekurangan. Menurut Gadis, ia lebih mengeluhkan sistem pembatalan supir yang kurang efektif dan estimasi waktu yang tidak tepat.
Sementara Rudi mengungkapkan kemungkinan penyebab naiknya tarif. “Pemilihan jalannya kurang bagus. Ada jalan yang lebih dekat, tapi malah lewat yang jauh.”
Rudi juga menambahkan, “Di masa mendatang, aplikasi transportasi daring pasti akan semakin banyak. Hal itu bisa menimbulkan kompetisi, padahal seiring perkembangan zaman bakal ada kendaraan yang lebih canggih seperti robot.” pungkasnya.
Berbeda dengan Gadis dan Rudi yang menggunakan jasa transportasi untuk antar-jemput, Janet Maylenia (18) lebih mengandalkan untuk memesan makanan dan minuman, bahkan lebih sering diantar ke kelasnya terutama jika sedang mengerjakan tugas.
“Aku udah pakai jasa transportasi daring sejak kelas XI dan pelayanannya memuaskan. Selalu ngerasa kalau itu trusted karena supir dan kendaraannya juga jelas. Mungkin akan lebih baik lagi kalau ke depannya bisa pakai kartu kredit atau lewat bank, nggak hanya melalui cash atau e-pay sesuai aplikasinya.” ujar siswi kelas XII IPS 2 SMAN 2 Bantul tersebut.
Masih senada dengan Janet, Muhammad Alif (17) juga mengungkapkan hal yang sama. “Selama aku memakai jasa itu sejak SMP, aku nggak pernah kecewa sama pelayanannya. Perusahaannya kan sudah terkenal, supir sudah dites melalui seleksi, dan kalau ada apa-apa sudah ada kantornya di Jogja.”
Siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 2 Bantul itu membagikan pengalaman ketika memilih jasa tersebut untuk mengirim laptop ke SMP-nya. “Dulu aku mengantarkan laptop buat UNBK. SMP-ku dekat dari rumah sih, tapi kan dulu aku belum bisa mengendarai motor. Lagipula, kalau sudah ada kemudahan begini, rasanya malas kalau harus naik sepeda ke sana. Biasalah, seperti generasi milenial saat ini.” tutupnya. (Alifnisla)
Foto: Elisa |
Hal ini juga disetujui oleh Muhammad Bahruddin (17), siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 2 Bantul yang kerap menggunakan jasa transportasi daring setiap pulang sekolah, sejak kelas sepuluh. “Ojek online membantu aku yang nggak selalu bisa diantar-jemput karena orangtuaku sibuk. Aku juga belum begitu lihai mengendarai sepeda motor. Apalagi, jam pulang sekolahku sering tidak menentu karena aku ikut beberapa organisasi yang acaranya bisa sampai sore.”
Serupa dengan Rudi, Gadis Elvina (17) juga berkata demikian. “Orangtua belum mengizinkanku mengendarai motor sendiri ke sekolah. Lagipula, aku juga belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Sedangkan, jasa ojek online itu sudah terjamin keamanannya.”
Gadis yang juga siswi kelas XI MIPA 5 SMA N 2 Bantul juga menyatakan bahwa layanan ojek berbasis aplikasi lebih mudah digunakan daripada ojek konvensional. Letak pangkalan ojek konvensional cukup jauh dari rumahnya.
Selain itu, baik Rudi maupun Gadis sama-sama tidak begitu mengetahui rute transportasi umum dari rumahnya ke sekolah. Di Bantul, tidak semua jalan dilewati oleh bus umum. Jalur bus di Bantul memang lebih banyak beroperasi di Jalan Bantul dan Jalan Parangtritis, berbeda dengan bus Trans Jogja yang lebih luas jangkauannya. Meskipun sudah mencapai kawasan Bantul, bus Trans Jogja baru tersedia di daerah perbatasan Bantul-Jogja, seperti Kasihan dan Banguntapan.
Meskipun sangat membantu terutama dalam keadaan mendesak, transportasi daring tetap memiliki kekurangan. Menurut Gadis, ia lebih mengeluhkan sistem pembatalan supir yang kurang efektif dan estimasi waktu yang tidak tepat.
Sementara Rudi mengungkapkan kemungkinan penyebab naiknya tarif. “Pemilihan jalannya kurang bagus. Ada jalan yang lebih dekat, tapi malah lewat yang jauh.”
Rudi juga menambahkan, “Di masa mendatang, aplikasi transportasi daring pasti akan semakin banyak. Hal itu bisa menimbulkan kompetisi, padahal seiring perkembangan zaman bakal ada kendaraan yang lebih canggih seperti robot.” pungkasnya.
Berbeda dengan Gadis dan Rudi yang menggunakan jasa transportasi untuk antar-jemput, Janet Maylenia (18) lebih mengandalkan untuk memesan makanan dan minuman, bahkan lebih sering diantar ke kelasnya terutama jika sedang mengerjakan tugas.
“Aku udah pakai jasa transportasi daring sejak kelas XI dan pelayanannya memuaskan. Selalu ngerasa kalau itu trusted karena supir dan kendaraannya juga jelas. Mungkin akan lebih baik lagi kalau ke depannya bisa pakai kartu kredit atau lewat bank, nggak hanya melalui cash atau e-pay sesuai aplikasinya.” ujar siswi kelas XII IPS 2 SMAN 2 Bantul tersebut.
Masih senada dengan Janet, Muhammad Alif (17) juga mengungkapkan hal yang sama. “Selama aku memakai jasa itu sejak SMP, aku nggak pernah kecewa sama pelayanannya. Perusahaannya kan sudah terkenal, supir sudah dites melalui seleksi, dan kalau ada apa-apa sudah ada kantornya di Jogja.”
Siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 2 Bantul itu membagikan pengalaman ketika memilih jasa tersebut untuk mengirim laptop ke SMP-nya. “Dulu aku mengantarkan laptop buat UNBK. SMP-ku dekat dari rumah sih, tapi kan dulu aku belum bisa mengendarai motor. Lagipula, kalau sudah ada kemudahan begini, rasanya malas kalau harus naik sepeda ke sana. Biasalah, seperti generasi milenial saat ini.” tutupnya. (Alifnisla)
Dipublikasikan
Tabloid BIAS, Edisi 2, 2018
TRANSPORTASI DARING : Langganan Antar-Jemput Pelajar
Reviewed by elisa
on
Tuesday, February 26, 2019
Rating:
No comments: