SETERU: Ketika Beda Jadi Masalah
Sutradara : Hanung
Bramantyo
Penulis : Bagus
Bramanti
Jadwal
Tayang :27 April 2017
Genre : Drama, Aksi
Rating : PG-13
Pemain : Yusuf Mahardika, Bio One, Mathias Muchus, Alfie
Alfandy, Rifqa Amalsyita, Marco Ten Have, Mahdy Reza, dan lain-lain.
Berseting
tempat di Kota Pelajar, Yogyakarta, film drama aksi berjudul “Seteru” ini sengaja
disuguhkan untuk mengobarkan semangat damai di kalangan pelajar Indonesia. Film
yang dibiayai oleh Kementrian Pertahanan ini sengaja hanya ditayangkan di
beberapa bioskop komersil. Karena tujuan utamanya Seteru akan dipertontonkan di
sekolah-sekolah di Indonesia.
Film yang diproduksi oleh
Rumah Produksi Film Dapur-SMP ini merupakan arahan dari sutradara film ternama
Hanung Bramantyo, berdasarkan naskah skenario cerita yang ditulis oleh Bagus
Bramanti. Film ini diproduseri oleh Yudha Permana, Agus M. Amir, dan Hanung
Bramantyo.
Bercerita
tentang perseteruan dua sekolah SMA di Yogyakarta yang telah terangkai selama
bertahun-tahun antara SMA Kesatuan Bangsa dengan SMA Budi Pekerti. Korban pun
tak terelakkan akibat tawuran mereka, sehingga menetaskan warisan dendam antara
angkatan. SMA Kesatuan Bangsa lebih didominasi oleh siswa keturunan kelas
menengah atas sementara SMA Budi Pekerti didominasi oleh siswa pribumi kelas
menengah bawah.
Karena
tawuran yang tak ada habisnya, kedua pimpinan sekolah tersebut sama-sama
berunding dan menyerahkan beberapa pentolan tawuran untuk dididik dan dibina
oleh Letnan Kolonel Rahmat (Mathias Muchus) sebagai Komandan Kodim yang
menaungi kedua sekolah tersebut.Letkol Rahmat menugaskan pembinaan dari
anak-anak kedua sekolah tersebut kepada Letnan Satu Makbul (Alfie Alfandy) yang
merupakan seorang perwira cemerlang dan dikenal dengan karakternya yang keras
terhadap anak buah. Anak-anak dari kedua sekolah tersebut adalah Martin Tan
(Bio One) dan Ridwan (Yusuf Mahardika) masuk ke dalam pembinaan di Batalyon
Infantri 403 Wirasada Pratista di Yogyakarta.
Di
sana mereka dibina dan ditempa hingga akhirnya secara perlahan membuat
perbedaan dan permusuhan di antara kedua kelompok sekolah tersebut luluh dan menjadikan
mereka bersatu dalam ajang berprestasi sebagai tim futsal. Akan tetapi, bara
dendam masih memercik dan belum sepenuhnya mati pada beberapa teman dari kedua
kelompok tersebut, siap disulut. Saat ketika mereka bersiap untuk meraih
prestasi, teror dan dendam terus membayangi mereka. (Adhisti Eka)
Dipublikasi Tabloid BIAS, Edisi 2, 2017
SETERU: Ketika Beda Jadi Masalah
Reviewed by elisa
on
Thursday, February 07, 2019
Rating:
No comments: