FENOMENA KASTANISASI MEMILIH JURUSAN: Pilih Jurusan Agar Dipandang Lebih Pintar

Setiap anak memiliki potensi masing-masing. Begitu halnya potensi dibidang akademik, setiap siswa memiliki potensi yang berbeda. Namun, akibat anggapan dan asumsi yang berkembang di masyarakat umum, memunculkan penilaian terhadap jurusan sekolah sebagai gengsi. Penjurusan sekolah menjadi kastanisasi, yang menimbulkan berbagai macam dan reaksi pelajar masuk kedalam sebuah jurusan.

  

Foto Ilustrasi: Elisa

Adinda Kholifatu Rosyidah, siswi SMA N 2 Bantul mengungkapkan jika dirinya setuju dengan sistem penjurusan sejak awal masuk kelas X. “Menurutku itu enak karena kita bisa langsung terarahkan menuju pilihan jenjang selanjutnya. Dari dulu aku pengen menjadi seorang dokter, jadi orangtua juga mengarahkan supaya aku memilih jurusan IPA. Memilih jurusan tergantung apa yang ingin kita lakukan untuk masa depan. Kita sudah dewasa dan harus memikirkan langkah apa yang akan diambil untuk masa mendatang. Bukan seperti anak kecil yang merengek minta ini dan itu lagi,” kekehnya di akhir kalimat.

   Awalnya Adinda sempat kaget dengan materi IPA. Kok susah banget? Tapi mau gimana lagi? Rasanya beda banget sama pas di SMP. Jadi harus pintar beradaptasi dengan materi. Ketika melihat teman-teman Dinda yang masuk jurusan IPS, jika dilihat kadang timbul rasa iri.  Kok mereka bisa santai-santai?

“Tapi temanku yang anak IPS bilang, katanya materi IPS itu juga susah. Sebenarnya tergantung dari diri sendiri. Tergantung usaha bagaimana kita mengatasinya. Kalau kita bisa memahami materi, semua pasti terasa mudah.” Ceritanya.

   Gadis yang memiliki hobi menggambar ini berdecak sebal, pasalnya tak jarang teman-temannya memilih jurusan hanya karena ikut-ikutan teman lainnya. Mereka mengatakan bingung ingin memilih jurusan apa. Banyak yang memilih jurusan favorit biar dipandang lebih keren, kelihatan pinter, dan bergaya. Itu awal yang salah Jadi mereka hanya asal pilih jurusan. Padahal belum tentu itu sesuai dengan minat dan kemampuan.

Pendapat berbeda dirasakan oleh siswa SMA 1 Sedayu, Ringga Alfian Winahyu Adhi. Ada satu hal yang Alfian temui pada siswa jaman sekarang. Yaitu “sambat” mengeluhkan keluhan yang sama setiap tahun, yaitu keluhan “Tahunku menjadi kelinci percobaan pemerintah. Salah satunya masa percobaan pemilihan jurusan sejak kelas X,” ungkapnya.

Bagi Alfian, keluhan semacam itu langkah baru dari pemerintah yang mengedepankan kualitas pendidikan. Orang yang tidak mau menerima perubahan itu tidak bisa maju. Jadi dikasih perubahan dia ngeluh dan tidak bisa move on dan tidak bisa berkembang, jalan ditempat.

“Perubahan itu bukan untuk disalahkan. Salahkanlah dirimu yang tidak bisa menerima perubahan sehingga tidak bisa berkembang,” tegasnya.  (Indah, Elisa)

Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 2, 2018