Efisiensikah Penjurusan Kelas Sejak Kelas X?
Sekolah menjadi kewajiban dan keharusan bagi peserta didik mengikuti aturan yang dibuat oleh pemerintah. Serba serbi menarik di dunia sekolah, khusus pelajar SMA menjadi pembicaraan siswa maupun orangtua yang hangat, terkait dengan penjusan sekolah. Dulu penjurusan dilakukan ketika siswa masuk kelas XI, lain cerita dua tahun belakangan penjurusan dilakukan semenjak siswa masuk mendaftarkan diri ke masing-masing SMA.
Seperti pendapat Siswi SMA Santo Mikael Sleman, Angela Mutiara Nandita yang memiliki perpsepsi berbeda terkait penjurusan sejak masuk sekolah. Baginya, penjurusan sejak pertamakali masuk trobosan yang menarik, dan dia setuju akan hal itu. Alasan siswa berusia 15 tahun merasa lebih efektif dan lebih akurat, karena siswa langsung masuk di jurusan yang sesuai dengan keinginan dirinya sendiri.
Mutiara yang mengambil jurusan IPS mengaku lebih senang dengan adannya kebijakan ini. Karena tidak perlu menyesuaikan diri lagi ketika sudah kelas XI. Penyesuaianya cukup sekali saat kelas X saja. Tidak hanya itu, dengan penjurusan sejak kelas satu mengajarkan siswa untuk konsisten dengan pilihannya.
“Harapan saya tidak main-main dengan keputusan yang sudah dipilih dan harus bisa lebih tekun dalam menjalaninya,” Tegasnya. Sejauh ini, Mutiara juga merasa nyaman dengan jurusan yang dipilihnya (IPS). Karena memang sejak awal, sebelum masuk ke sekolah Mutiara senang dengan pembelajaran seperti menghafal dan ilmu sosial. ia mengaku masih nayaman dengan jurusan IPS, karena metode pembelajaran yang disampaikan gurunya mudah dimengerti dan dipahami.
Berbeda dengan pelajar SMAN 1 Bantul, Noni Puspita, penjurusan bagi pelajar itu penting. Ia lebih senang penjurusan dilakukan ketika kelas XI. Alasannya karena membantu siswa mematangkan dan mematangkan jurusan pilihannya.
Seperti cerita Noni, sebelum masuk kelas X, dirinya mengikuti tes minat dan psikologi menunjukan bahwa dirinya lebih cocok masuk IPS. Namun karena kesenangannya di IPA, akhirnya Noni memutuskan memilih jurusan IPA. Hal yang menarik menjadi siswa IPA adalah bisa belajar ilmu yang ingin diketahui, khususnya tentang eksak.
“Nggak enaknya binggung ketika lulus nanti, karena banyak lapangan kerja, karena lebih banyak lapangan kerja untuk jurusan IPS,” tutupnya. (Linda, Elisa)
Foto ilustrasi: Elisa |
Mutiara yang mengambil jurusan IPS mengaku lebih senang dengan adannya kebijakan ini. Karena tidak perlu menyesuaikan diri lagi ketika sudah kelas XI. Penyesuaianya cukup sekali saat kelas X saja. Tidak hanya itu, dengan penjurusan sejak kelas satu mengajarkan siswa untuk konsisten dengan pilihannya.
“Harapan saya tidak main-main dengan keputusan yang sudah dipilih dan harus bisa lebih tekun dalam menjalaninya,” Tegasnya. Sejauh ini, Mutiara juga merasa nyaman dengan jurusan yang dipilihnya (IPS). Karena memang sejak awal, sebelum masuk ke sekolah Mutiara senang dengan pembelajaran seperti menghafal dan ilmu sosial. ia mengaku masih nayaman dengan jurusan IPS, karena metode pembelajaran yang disampaikan gurunya mudah dimengerti dan dipahami.
Berbeda dengan pelajar SMAN 1 Bantul, Noni Puspita, penjurusan bagi pelajar itu penting. Ia lebih senang penjurusan dilakukan ketika kelas XI. Alasannya karena membantu siswa mematangkan dan mematangkan jurusan pilihannya.
Seperti cerita Noni, sebelum masuk kelas X, dirinya mengikuti tes minat dan psikologi menunjukan bahwa dirinya lebih cocok masuk IPS. Namun karena kesenangannya di IPA, akhirnya Noni memutuskan memilih jurusan IPA. Hal yang menarik menjadi siswa IPA adalah bisa belajar ilmu yang ingin diketahui, khususnya tentang eksak.
“Nggak enaknya binggung ketika lulus nanti, karena banyak lapangan kerja, karena lebih banyak lapangan kerja untuk jurusan IPS,” tutupnya. (Linda, Elisa)
Dipublikasikan
Tabloid BIAS, Edisi 2, 2018
Efisiensikah Penjurusan Kelas Sejak Kelas X?
Reviewed by elisa
on
Monday, February 18, 2019
Rating:
No comments: