Surga Panganan Khas Jawa : Pasar Ramadhan Kauman
“Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah,”
begitu ucap Udin seorang pedagang aneka jajanan berbuka puasa.
Foto: Krise |
Kauman
sendiri adalah salah satu daerah di lingkungan Kraton Yogyakarta di mana di
situ berkumpul para alim ulama dan ahli agama. Organisasi Muhammadiyah yang
dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan pun lahir di sini.
“Kauman sendiri berasal dari
kata “qoimuddin” yang kemudian karena lidah Jawa berubah jadi “pakauman” yang
berarti orang-orang berilmu agama,” ujar Arnanto seorang pengurus desa Kauman.
Suasana santri begitu terasa
begitu kita melangkahkan kaki, menelusuri lorong-lorong sempit di antara
rumah-rumah penduduk. Bangunan-bangunan tua berarsitektur jadul masih dapat
kita temukan di sini. Tak jarang suara lantunan ayat suci Al Quran terdengar
samar-samar namun jelas menyeruak dari rumah-rumah penduduk. Apalagi bulan
Ramadahan macam gini. Suasana religinya sangat terasa.
Namun, di balik suasana santri
yang terasa, ada keriuhan lain ketika Ramadhan tiba. Di salah satu lorong
Kauman, tepatnya di Jalan Nggerjen lorong Pasar Tiban, berderet para ibu-ibu
berjualan beraneka macam ragam makanan. Konon kegiatan ini sudah berlangsung
selama lebih dari 2 dekade. Sekitar tahun 1973, ibu-ibu warga sekitar mulai
merintis usaha dengan menyediakan makanan untuk menu berbuka puasa.
Meskipun dengan latar belakang
kampung Islam ini Pasar Ramadhan Kauman sekilas tidak berbeda jauh dengan pasar
Ramadhan lainnya. Namun, jika ditelusuri sepanjang gang di Rw 10 hingga Rw 13
kauman ini menjajakan makanan khas Yogya yang sudah sangat jarang ditemui.
Mulai dari makanan ringan seperti clorot, sarang gesing, kacang kumbon, bubur
saren, semar mendem, serabi kocor, dan kipo hingga menu makanan berat yang
beraneka ragam. Bahkan ada kreasi makanan unik pula yakni pecel cap jay, berupa
kudapan adaptasi Cap Cay ala Jawa yang disiram bumbu pecel. Selain itu juga ada
jajanan khas Ramadhan dan konon hanya ada di pasar ini yakni kicak. Panganan
ini terbuat dari beras ketan yang ditumbuk halus, gula, parutan kelapa, nangka,
pandan dan vanili. Bahan–bahan ini kemudian dicampur menjadi satu dan dikukus
dengan kayu bakar. Semua jajanan tersebut dijual murah meriah mulai dari 1500
rupiah hingga 10.000 rupiah.
“Cari kicak, penasaran dengan
rasanya. Terlebih hanya ada setahun sekali selama bulan Ramadhan. Kalo ke Pasar
Kauman tanpa beli kicak itu berasa ada yang kurang,” ucap Bambang, salah
seorang pengunjung asal Bantul. (Krise Lewi Talenta)
Dipublikasikan Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017
Surga Panganan Khas Jawa : Pasar Ramadhan Kauman
Reviewed by elisa
on
Thursday, January 31, 2019
Rating:
No comments: