Perpaduan Filosofi Musik dan Matematika
Penulis :
Fahd Pahdepie
Tahun : 2017
Penerbit :
Falcon Publishing
Sebuah kisah karya Fahd Pahdepie yang menceritakan tentang
Angan Senja yang selalu berharap kepada Senyum Pagi, begitu juga
sebaliknya.Angan Senja dan Senyum Pagi merupakan nama orang yang menajdi tokoh
utama novel ini. Mereka pertama kali bertemu pada tahun 1997 saat keduanya
masih berseragam putih abu-abu. Saat itu Senyum Pagi sudah duduk di kelas 3 IPS,
sedangkan Angan Senja baru duduk di kelas 1 IPA. Perjumpaan mereka terbilang
unik, mereka bertemu ketika sama-sama sedang membolos, dan akhirnya menjadikan
celah ruang tempat pertemuan tersebut sebagai ‘gua persembunyian’ mereka
berdua.
Waktu kembali mempertemukan mereka, namun dengan keadaan
yang begitu sulit. Senyum Pagi telah menemukan sosok Hari, dan lagi-lagi, Angan
Senja hanya selalu berangan-angan. Saat itu, Angan sudah menjadi seorang yang
sukses dengan pekerjaannya dan berada di usia yang matang untuk menikah.
Sedangkan, Pagi telah memiliki seorang anak yang bernama Embun Fajar. Keduanya
kembali bertemu karena keterlibatan Embun di konsernya Pak Jaret yang bertema
Mathematical concert : A Journey to Infinity. Tentu saja, ternyata benih-benih
perasaan itu masih tetap ada, tetapi keduanya telah memiliki jalan hidup
masing-masing. Saat ini, Pagi sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Hari yang
berprofesi sebagai pengacara, sedangkan Angan sedang gamang dengan surat wasiat
yang ditinggalkan oleh ibunya. Angan masih berharap dengan Pagi, tetapi disisi
lain Angan memiliki surat wasiat yang tidak bisa Ia acuhkan begitu saja.
Setidaknya Angan ingin menjelaskan semuanya kepada Pagi.
Novel ini mengisahkan kisah cinta yang belum sempat
terucap di masa lalu, kemudian menuntut untuk dapat diselesaikan di masa kini
agar tidak terus menerus menjadi mimpi buruk dan penyesalan di masa mendatang.
Sekilas mungkin terdengar biasa saja dan sudah sering mendapatkan tema cerita
seperti ini. Namun,Fahd Pahdepie mengemas kisah ini menjadi sesuatu yang
memiliki banyak kejutan-kejutan disepanjang perjalanan cerita yang sayang untuk
dilewatkan. Selain itu, novel ini cukup menarik karena menggabungkan filosofi
antara matematika dengan musik, dua hal yang sangat bertolak belakang. Namun, Fahd
Pahdepie mampu menggabungkan dua unsur tersebut. Seolah-olah, kedua hal
tersebut merupakan hal yang sangat indah jika digabungkan dalam satu
pelaksanaan. Walau nyatanya, matematika merupakan sesuatu yang sulit untuk
disenangi oleh anak SMA, tetapi dengan gaya bahasanya yang khas, ia seolah-olah
menggambarkan kisah cinta yang puitis yang terjadi diantara Angan Senja dan
Senyum Pagi. (Krise
Lewi Talenta)
Dipublikasi Tabloid BIAS, Edisi 1, 2017
Perpaduan Filosofi Musik dan Matematika
Reviewed by elisa
on
Sunday, January 20, 2019
Rating:
No comments: