Museum Ki Hajar Dewantara Kirti Griya : Taknik Ki Hajar Diwantara Membangun Pendidikan
Museum Dewantara Kirti Griya
termasuk museum pendidikan. Lokasinya strategis, karena mudah diakses. Museum
yang memiliki luas 2.720 meter persegi ini dibangun di atas bangunan seluas 300 meter
persegi. meskipun bangunan relative kecil, namun setiap sudut bangunan ini
memiliki banyak sejarah.
Listya, edukator museum Dewantara Kirti Griya di tahun 2016 menceritakan
salah satu ruangan kecil di sisi barat adalah ruang tidur Ki Hajar Dewantara.
Tampak tempat tidur sederhana dengan nuansa serba putih. Di samping tempat
tidur terdapat lemari yang berisi baju goni asli peninggalan Ki Hajar
Dewantara.
Museum Dewantara Kirti Griya awalnya adalah rumah tinggal Ki Hajar
Dewantara, yang kini di dedikasikan sebagai museum. Rumah Ki Hajar Dewantara
ini resmi dijadikan sebagai Museum pertamakali pada 2 Mei 1970. Dari bentuk
ruangan masih asli. Tampak di ruang tengah, tampak rak buku yang berisi
buku-buku langka. Di bagian lantainya pun juga masih asli.
Lokasi Museum Dewantara ini berada di jalan Tamansiswa, No. 31, Jl. Taman Siswa, Wirogunan,
Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55151, Indonesia. Meskipun di tengah kota, museum
ini terasa sejuk. Listya kembali menceritakan peran aktif Ki Hajar Dewantara di
dunia pendidikan diawali dari aktivitas beliau sebagai wartawan.
Ki Hajar Dewantara juga disebut dengan Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
Berkat kecerdasan dan tulisan-tulisan beliau yang mampu membangkitkan semangat
anti kolonialisme Belanda, mampu membuat Belanda marah besar. Efeknya, Ki Hajar
di asingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka. Ki Hajar pun berfikir dan memilih
diasingkan di tempat lain, yaitu ke negeri Belanda.
Pengasingan ke Belanda inilah yang menjadi bagian dari taktik agar tetap
belajar dalam pengasingan. Selama pengasingan, Ki Hajar semakin giat belajar,
hingga akirnya ia pun memperoleh sertifikat Europeesche Akte. Tahun 1918
kembali ke tanah air, dan fokus di dunia pendidikan, dan mendirikan Nationaal
Onderwijs Instituut Tamansiswa.
Gelar pahlawan yang kini disandang oleh Ki Hajar Dewantara sebenarnya
tidak sebanding dengan pengorbanan beliau. Sosok pahlawan yang semasa hidupnya
sebagai pribadi yang cemerlang, kaya ide brilian dan hidup sederhana. Selalu
mengutamakan kepentingan negara.
Siapa sih yang tidak mengenal sosok pahlawan satu ini? Sebagai Warga
Yogyakarta pasti tahu slogan Tut Wuri
Handayani . Ana Susanti, Ambasador Museum Dewantara Kirti Griya menerangkan
slogan tersebut memiliki makna yang mendalam.
Slogan tersebut diambil dari tiga semboyan yang diterapkan oleh Ki Hajar
Dewantara.
“Selain Tut Wuri Handayani, ada dua slogan lain, yaitu ing ngarso sung tuloda dan ing madya mangun karso,” tambahnya. Ana,
sebutan akrabnya menjelaskan, slogan tut
wuri handayani memiliki makna yang dalam, karena seorang guru yang baik
adalah guru/pendidik yang memberikan dorongan dan arahan. Hal ini terlihat dari
kiprah beliau selama membimbing anak didiknya.
Ing madya mangun karsa yang berarti seorang guru di tengah
murid mampu menciptakan prakarsa dan ide-ide segar. Terakhir, ing ngarso sung tulodo seorang guru
dituntut untuk member teladan dan contoh yang baik, dengan kata lain seorang
pendidik menjadi role model untuk
peserta didiknya. (Elisa)
Dipublikasikan
Tabloid BIAS | Eds III | 2017
Museum Ki Hajar Dewantara Kirti Griya : Taknik Ki Hajar Diwantara Membangun Pendidikan
Reviewed by elisa
on
Thursday, February 15, 2018
Rating:
No comments: