Belajar Moral Lewat Pekan Teater Nasional
Pekan Teater Nasional (PTN) 2017 sebagai
ajang apresiasi seni peran teater Indonesia yang selama beberapa dekade
mengalami stagnasi. Ajang besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja
sama dengan Dinas Kebudayaan DIYini juga berbarengan dengan program seniman
masuk sekolah yang juga merupakan bentuk upaya untuk mengobarkan kembali
seni-seni nusantara. Acara ini digelar di Gedung Societed Taman Budaya
Yogyakarta selama sepekan sejak tanggal 10 hingga 15 agustus 2017 dengan
menampilkan 10 kelompok teater dari seluruh Indonesia.
Menurut Ristu Gunawan,Direktur Kesenian Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kemendikbudbahwa beberapa dekade terakhir
teater tradisonal tidak berkembang bahkan hampir mati. Teater modern juga sama,
berbeda dengan masa orde baru dimana teater digunakan sebagai gerakan melawan
kemapanan. Oleh karena itu, dengan adanya PTN ini Ristu berharap dapat
menghidupkan kembali kejayaan teater seperti masa itu.
“Dahulu untuk menjadi pemain film butuh
digembleng di sanggar teater hingga tumbuh karakter yang menguasai peran, tapi
kini siapa saja dengan mudah dapat menjadi pemain film,” tambah Ristu.
Menurutnya pendidikan di sanggar sangat
perlu untuk para pemeran teater. Selain belajar seni peran peserta sanggar juga
dapat mendalami pendidikan karakter melalui lakon-lakon yang mereka perankan.Hal
ini juga diterapkan pada 10 kelompok teater yang akan tampil di PTN 2017. Teater-teater
yang dimainkan dimentor selama enam bulan oleh para seniman teater seperti Nanok Riantiarno, Rachman Sabur, Yoze
Rizal Manuel, Dindon WS, Rinaldi Anwar, Kus Yuliadi, Whani Darmawan, Iswedi
Pratama, Aditya Gumay, dan Bambang Prihadi.
Nanok Rintiaro,
ditemui di TBY, menyampaikan apresiasinya pada kegiatan ini. Ia menganggap
bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif, karena dapat menjadi bentuk
apresiasi terhadap teater sekaligus memperkenalkannya kepada masyarakat. Nanok
menjelaskan, bahwa sebelumnya, apresiasi yang diberikan pemerintah terhadap
seni teater belum sebesar karya sastra lain seperti puisi dan cerpen. Padahal,
menurutnya, seni teater memiliki kelebihan dibanding dengan dua karya sastra
tersebut.
Nanok
berpendapat bahwa seni teater memberi pelajaran untuk memanusiakan manusia.
Tidak seperti puisi dan cerpen yang bentuknya benda mati (hanya dibaca), naskah
teater yang dipentaskan dapat menjadi seni yang hidup. Ketika memainkan peran,
seorang pemain teater dapat memahami tentang manusia-manusia yang diperankannya.
Pun bagi penonton, teater juga dapat menjadi media penyampaian pesan-pesan
humanis dengan harapan menambah sikap kemanusiaan.
Nanok
mengungkapkan, naskah-naskah yang dipentaskan pada PTN merupakan naskah yang
sarat makna. Tidak hanya menghibur, penonton juga disuguhi berbagai informasi
mengenai potret keadaan Indonesia dengan segala dilematikanya.
“Mengritik tapi tidak menyakitkan,”tutur
salah satu pengunjung PTN, Andreas mahasiswa Atma Jaya setelah menyaksikan
pertunjukan teater sanggar kreatif Manado dengan lakon Museum dalam Pekan
Teater Nasional 2017.
“Penonton diajak untuk melihat akan
perilaku penguasa yang selalu menutup mata akan permasalahan di negeri ini.
Apalagi penampilan sosok Yuyun sebagai reka ulang akan pemerkosaan keji membuat
saya semakin terbawa suasana,” tambahnya.
Pembelajaran
tentang ‘memanusiakan manusia’ yang dipikul oleh pertunjukan teater, menurut
Nanok, merupakan poin baik yang diharapkan dapat diterima dan diingat oleh
masyarakat yang menonton. Oleh karena itu, ia sangat mendukung anak-anak muda
yang mau mempelajari seni teater. “ Kalau mempelajari teater, orang akan
mempelajari manusia. Harapannya, kalau besok dia jadi pejabat, ia akan tahu
bahwa yang ia hadapi adalah manusia. Mereka akan melihat segala hal sebagai
sesuatu yang sangat penting karena yang terlibat adalah manusia,
manusia-manusia yang utuh. Mereka akan menganggap bahwa semua manusia itu
penting sekalipun ia bukan pejabat (sehingga tidak patut diabaikan)” jelasnya.(Krise Lewi, Sabila Royana)
Dipublikasikan
Tabloid BIAS | Eds III | 2017
Belajar Moral Lewat Pekan Teater Nasional
Reviewed by elisa
on
Saturday, February 17, 2018
Rating:
No comments: