Pertunjukan Nini Thowong Simbol Menjaga Kedaulatan Pangan
Festival Memedi Sawah dimeriahkan oleh beberapa
rangkaian acara. Tahun kali ini bekerjasama dengan banteng Vredeburg. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari,
terhitung sejak tanggal 1 hingga 5 September 2016. Nia, selaku edukator Museum
Tani Jawa sangat menyambut ivent ini dengan senang.
Pembukaan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas
Kebudayaan, Umar Priyono. Sambutan dari pihak masyarakat sendiri sangat luar
biasa. Terlihat beberapa tamu penting dari pihak hotel Ibis, Duta Museum 2016
dan pelajar dari beberapa sekolah di Bantul juga turut serta meramaian festival
pembukaan Memedi Sawah.
Dewi Nur Rohmania, edukator Museum Tani Jawa
menerangkan bahwa acara inti dari festival memedi sawah jatuh di hari Sabtu, 02
September 2016. Salah satu daya tarik museum satu ini adalah pertunjukan memedi
sawah dan Nini Thowong. Pertunjukan Nini Thowong selalu disertai dengan music,
dan gejlok lesung. Nini Thowong adalah boneka buatan, yang disolek seperti
manusia. “Biasannya, sehari sebelum pertunjukan Nini Thowong akan dilakukan
ritual, dan disolek oleh kaum perempuan desa Candran,” cerita Nia.
Sambil memperlihatkan Nini Thowong di museum Tani
Jawa, Nia menceritakan, ternyata di Yogyakarta hanya ada dua tempat yang masih
menggunakan Nini Thowong. Salah satunya di desa Candran. Jaman dahulu, Nini
Thowong dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat untuk bertanya obat
mengobati warga yang sedang terkena penyakit. “Kalo disini, untuk pertunjukan,
kebudayaan, dan hiburan,” tambahnya.
Pertunjukan Nini Thowong tidak hanya memperkenalkan
tentang atraksi Nini Thowong ketika dimasuki mahluk halus. Secara tidak
langsung juga memperkenalkan gejok lesung, yang notabenenya sekarang di Jogja
tinggal sedikit yang masih menggunakannya. “Nini Thowong simbol menyerukan
seluruhnya untuk menjaga kedaulatan pangan,” ujarnya, setelah panjang lebar
bercerita. (Elisa)
Pertunjukan Nini Thowong Simbol Menjaga Kedaulatan Pangan
Reviewed by elisa
on
Saturday, January 28, 2017
Rating:
No comments: