Mengejar Ketertinggalan, Manfaatkan Jam Kosong
Lahir
di Surabaya, 8 Mei 1999 silam, Myrna Cristanto, siswi kelas XII SMA Negeri 10
Yogyakarta initelah mengukir berbagai prestasi di bidang permodelan. Belum lama
ini, Myrna, sapaan akrabnya, menjadi finalis 6 besar Miss Celebrity Region
Yogyakarta, dan juara pertama Waikiki kategori Woman.
Foto : M. Arik. R |
Merintis
karir bermodelnya sejak tahun 2013, Myrna telah mengikuti berbagai kejuaran dan
menyabet bermacam penghargaan; Juara 1 Lomba Batik Fashion Show UNY 2014,
Winner Fashion Show Global Aiesec UGM 2015, Juara 1
Fashion Show Look Model Tasikmalaya 2015, Juara 1 India Competition 2015
Magelang, Juara 2 Miss Modifest 2015, Juara 2 Automotif 2015, Finalis Cardinal
Art and Culture 2016, Miss Jogjapro 2015, Juara 1 Polaris Radio Show 2015,
Juara 1 Model Kalender 2015 Yogyakarta, Juara 1 Miss Sophie Yogyakarta 2016,
Juara 2 Oriental Love 2016, Juara 2 Trend Model 2016, dan masih banyak yang
lain.
“Dari
kecil emang aku suka berdandan, tapi hanya sebatas itu aja. Kemudian pertama
kali ikut model kelas IX SMP, waktu itu masih takut-takut dan nervous, dan nggak terlalu berharap
untuk menang, buat pengalaman aja,” tutur Myrna di sela-sela pemotretran. “Tapi
di luar dugaan ternyata justru juara satu, itu jadi pemicuku untuk selanjutnya
mengikuti lomba-lomba yang lain,” tambah gadis berambut panjang ini. Selain modeling, Myrna mulai melebarkan
langkahnya pada acting, serta presenting.
Myrna
mengaku lebih memilih freelance daripada masuk di management, karena itu ia
berlatiha modeling secara otodidak,
melihat dari youtube, mengamati lingkungan sekitar, dan belajar dari sang mama
langsung. Saat ini ia duduk di bangku terakhir jenjang SMA, sebab itu
diperlukan siasat jitu untuk membagi waktu antara belajar dan karir modeling yang ia emban.
“Aku
mengejar ketinggalan pelajaran ketika ada jam kosong dan di ketika ada waktu
luang di rumah,” katanya. Myrnamengaku telah terlanjur ‘nyemplung’ dan karena
menemukan dunia entertaiment merupakan minatnya ia tidak rela melepaskannya
begitu saja. “Aku harus bisa profesional biar nggak sia-sia, ini hanya
bagaimana caranya aku membagi waktu antara hobi dan pendidikan.”
Walau
mungkin jika ditilik tidak mudah, namun gadis yang ingin melanjutkan studinya
di UGM Jurusan Komunikasi ini berusaha menjalankan semuanya dengan imbang.
“Jangan lihat semuanya itu langsung beratnya aja, bawa aja sesantai mungkin dan
nikmati, anggap aja ini hiasan dari bagian kehidupan kita, kalau nggak begitu
mau gimana lagi?” ucapnya sambil tertawa. (Adhisti)
Diterbitkan Tabloid BIAS | Edisi 4 | Th. XXI | 2016
Mengejar Ketertinggalan, Manfaatkan Jam Kosong
Reviewed by elisa
on
Monday, January 23, 2017
Rating:
No comments: