Mencontek Demi Kelulusan Bersama
Aksi mencontek dan mencari bocoran soal menjadi isu menarik. Salah satunya
cerita dari Hasim Nurhidayah (17), salah satu pelajar jurusan Kesehatan di
Yogyakarta. Ia mengakui bahwa pernah melakukan kecurangan dalam belajar. “Aku
sendiri juga pernah membawa contekan saat ujian, karena saat itu aku terlalu
sibuk dengan kegiatan organisasi di luar sekolah,” ceritanya. Ketertinggalan
materi menjadi alasan Hasim membawa contekan. Meskipun demikian, Ia menyadari
bahwa aksinya perilaku yang tidak terpuji. Setelah mencotek, ada rasa
penyesalan di dalam hati.
“Nilai memang bagus tapi rasa kepuasan
itu tidak dapat aku rasakan, karena hasil tersebut bukan dari kerja kerasku,” tandasnya. Ketika ditanya, kenapa banyak pelajar
mencontek? Menurut Hasyim karena mereka merasa takut dan tidak percaya diri
mengerjakan. Takut mendapatkan nilai jelek.
Berbeda dengan pendapat siswi SMK Kesehatan Bhakti Husada, Dina Qoriani
(17), baginya, lebih baik mendapatkan nilai jelek tapi jujur, daripada
mendapatkan nilai bagus tetapi hasil dari cara curang. Dina tidak pernah
mencontek bukan karena percaya diri mendapatkan nilai bagus, tetapi karena
takut akan mendapatkan hukuman. “Selain takut dengan hukuman yang akan
diberikan. Ketika mencontek juga membohongi diri sendiri,” tegasnya.
Beda siswa, beda pendapat. Seperti yang diutarakan oleh Elana Valiani,
dari SMA 1 Lendah, Kulonprogo. Aksi mencari bocoran soal dan mencontek
menurutnya boleh-boleh saja. Alasannya pun klasik, yaitu membantu teman yang
tidak bisa mengerjakan soal. “Mencontek tidak ada larangan dari Agama. Saya
setuju aksi mencontek karena membantu teman saat ujian, dan membantu agar
mereka juga bersama-sama bisa lulus semua,” jelasnya. Pendapat ini disanggah
oleh satu kelasnya, kelas 10 E, bahwa aksi mencontek dan mencari bocoran soal
itu perilaku buruk. (Dhea, Elisa)
Mencontek Demi Kelulusan Bersama
Reviewed by elisa
on
Thursday, January 12, 2017
Rating:
No comments: