Dinas Kebudayaan : Memberikan Ruang Berekspresi Untuk Pertahankan Budaya
Dinas Kebudayaan
membangkitkan semangat pelajar mencintai budaya lokal. Antusiasme pelajar Jogja
terhadap kesenian kebudayaan mendapat sambutan hangat. Seperti yang diungkapkan
oleh Anton Widodo, dari Dinas Kebudayaan, selaku Kepala Seksi Penyajian Dan
Pengembangan bahwa pertujukan ketoprak di TBY pada 26 Maret 2016 yang lalu
adalah upaya pemerintah memberikan fasilitas dan ruang memperkenalkan ketoprak.
Sabtu malam, ketika digelar
pagelaran Kethoprak, halaman TBY sepi penonton, tepatnya sekitar pukul 18.30
WIB. Tidak banyak yang datang, hanya sekitar 10 kepala saja yang setia menunggu
acara dimulai. Tepat di sebelah saya, di gedung bertingkat ramai pengunjung
memasuki gedung, antri membeli tiket stand up comedy.
Hampir pukul 20.00 WIB
Ketoprak dimulai. Di segmen kedua pertunjukan, penonton yang tadinya sepi mulai
tumpah ruah memadati tempat duduk yang disediakan panitia. Bahkan, terlihat
pula beberapa turis asing yang juga menikmati adegan kocak pemain. Mereka pun
juga tersenyum melihat pemain yang bertingkah ndagel. Mendadak, pertunjukan stand up comedy di gedung sebelah tak
terlihat seliweran pengunjung masuk lagi.
Penonton yang datang
datang beragam, termasuk pelajar. Suasana malam itu penuh dengan gelak tawa
para penonton karena adegan pemain ketoprak yang mengelitik. Antan Widodo pun
memaparkan bahwa, pertunjukan ketoprak juga salah satu stand up komedi yang
dikemas dalam bentuk tradisional. Ia pun juga memaparkan bahwa, stand up comedy
sudah dikenal sejak nenek moyang kita lewat lawakan ketoprak.
Pemerintah kota, Anton
Widodo menuturkan bahwa kegiatan semacam ini rutin diselenggarakan setiap tahun
sejak 2012 yang lalu. Bentuk acara yang dipertunjukan mulai dari seni klasik
wayang kulit, ketoprak sampai seni tari. Tujuannya jelas, untuk memberikan
ruang kepada masyarakat untuk tetap menjaga, melestarikan dan mengenalkan
budaya yang telah ada. bukan berarti Ia berapriori terhadap generasi muda. Ia
pun juga menyatakan bahwa pelajar Jogja masih banyak yang peduli dengan budaya
yang ada.
“Banyak juga pelajar yang tertarik dengan seni
budaya semacam tari kerakyatan, wayang sampai ketoprak. Peningkatan minat anak
muda mulai terlihat sejak 2013 yang lalu. Misalnya pada pertunjukan tahun 2015,
60%-nya diikuti oleh anak muda,” paparnya.
Upaya memerangi
kebudayaan barat yang kian santer masuk. Dinas Kebudayaan memberikan pembinaan
dengan memberikan fasilitas dan ruang. Sehingga seni tradisi tidak hanya
dimiliki oleh orangtua saja, melainkan di transformasikan kepada anak-anak
muda. Sehingga ketika masyarakat mulai mengenali identitasnya sendiri,
masyarakat juga dengan sendirinya akan mencintai budayanya. (Elisa & Adhisti)
Diterbitkan, Tabloid Remaja BIAS, Edisi 3 | Th. XXI | 2016
Dinas Kebudayaan : Memberikan Ruang Berekspresi Untuk Pertahankan Budaya
Reviewed by elisa
on
Wednesday, January 04, 2017
Rating:
No comments: