Dampak Plastik Berbayar
Plastik berbayar disambut dengan baik oleh masyarakat. Bukan berarti
kebijakan plastik berbayar disetujui oleh semua orang. Salah satunya pelajar
dari SMKN 1 Yogyakarta, Margaretha Viona Prasasti, kelas XI jurusan Akuntasi 2.
Ia mengaku lebih senang plastik yang tidak berbayar. Alasannya sederhana,
karena sebagai pembeli adalah raja, yang harus dilayani secara prima, salah
satunya dengan memberikan kantong plastik gratis.
foto : http://bit.ly/2jIm95f |
“Soalnya kita udah beli di toko mereka. Jadi, anggaplah kantong plastik itu
sebagai bentuk ucapatan terimakasih karena sudah berbelanja di sana,” tuturnya.
Bertolak belakang dengan pendapat siswa SMK N 7 Yogyakarta, jurusan Akuntansi
1, Retno Dewi Yatmi. Ia berpendapat bahwa plastik berbayar yang dibandrol
dengan harga Rp. 200,- terlalu murah dibandingkan dampak yang ditimbulkan.
“Saya tidak setuju plastik diberikan gratis. Harga dua ratus rupiah terlalu
murah dibandingkan dengan dampak yang disebabkan sampah plastik,” tegasnya,
yang masih duduk di bangku X akuntansi 1
Beberapa waktu lalu banyak televisi dan surat kabar menyiarkan perihal
plastik berbayar. Dari tayangan tersebut memberikan pengetahuan bagi
masyarakat, salah satunya seperti yang dirasakan siswa SMAN 11 Yogyakarta,
Ridwan Arifianto, jurusan IPA 3, tahu perihal plastik berbayar dari Internet.
Begitupun dengan siswa SMKN 5 Yogyakarta, Bagas Ghiffari Putra, tahu kebijakan
plastik berbayar dari televisi.
“Mungkin plastik berbayar sebagai bentuk pajak beli dari mall,” kata Ridwan
Arifianto, jurusan IPA 2, kelas XI, saat ditanya kenapa plastik sekarang
berbayar. Berbeda dengan Bagas, salah satu pelajar yang mendukung program
plastik berbayar dalam upaya mengurangi sampah. “Semoga dengan ini bisa
mengajak masyarakat untuk diet tidak membeli plastik berlebihan, dan memilih
menggunakan kantong lain selain plastik,” pungkas siswa jurusan Animasi B,
kelas XI. (Sonia, Linda, Elisa)
Dampak Plastik Berbayar
Reviewed by elisa
on
Tuesday, January 31, 2017
Rating:
No comments: