Artjog 2016: Universal Influence
Tempat
Tumpah-ruahnya Seni Kontemporer Indonesia
ArtJog
2016, ajang pemeran seni kontemporer yang telah memasukin tahun kesembilan ini dibuka
untuk umum pada tanggal 27 Mei – 27 Juni 2016 di Jogja Nasional Museum. Artjog
tak pernah lengang dari pengujung, dari pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB setiap
harinya, 800 – 1200 orang bisa datang dan menikmati puluhan seni yang
dipertontonkan, semakin malam justru semakin membludak. Ekhibisi seni ini
menjadi sasaran para anak muda untuk menghabiskan waktu mereka dan belajar
lebih banyak tentang seni.
Memasukin
area Jogja Nasional Museum, pengunjung telah disambut oleh menara setinggi 36
meter lengkap dengan perangkat lampu suar yang berdaya jangkau 10 km. Menara
itu diandaikan sebagai mercusuar yang merepresentasikan perangkat penyebaran
pengaruh yang mendunia. Mercusuar yang disertai dengan instalasi kinetik
berbentuk blower berdiameter 2,5 m dan berkedalaman 50 m tersebut akan menjadi
terowongan yang menyedot penonton di perayaan tahun ini. Monumen ini diinisiasi
oleh Heri Pemad, pendiri sekaligus direktur artistik ArtJog.
ArtJog
bertujuan agar seniman
Indonesia bertemu. Sekaligs
sebagai wadah
untuk mengekpresikan karya seniman kepada masyarakat luas. Diikuti oleh 72
seniman dari Indonesia dan mancanegara.
Dalam acara ini menampilkan 97 karya. Secara khusus ArtJog 2016 mengundang 62 seniman asal
Indonesia, 4 seniman dari Jepang, 3 seniman dari Liechtenstein, dan tiga
seniman lainnya dari Malaysia, Australia, Filipina.
Dalam event ini terbagi menjadi enam
kategori. Ada 58 karya dua dimensi
(lukisan dan foto), 30 karya tiga dimensi (patung dan instalasi), tujuh video,
tiga site spesific object, dan empat performance. Beberapa nama seniman
diantaranya; Eko Nugroho, Agus Suwage, FX Harsono, Garin Nugroho, Nasiurun,
Titarubi, dan lain-lain.
“Selain
hanya memajang karya seni, di sini pengunjung juga bisa mendapat pendidikan
seni langsung dari kurator dan seniman yang bersangkutan. Kami berharap ArtJog
dapat menjadi suatu destinasi wisata di Kota Jogja, dan juga masyarakat lebih
mengetahai dan mengapresiasi seni rupa lebih dalam. Seni itu untuk semua orang
dan semua kalangan,” ucap Hamada Adzani, selalu humas ArtJog2016, ketika
ditanya tentang harapannya mengenai perayaan ini.
ArtJog kali ini mengangkat tema Universal
Influence. Universal
Influence berangkat dari sebuah pemahaman bahwa apa yang menjadi kebudayaan
global atau universal melalui akumulasi peristiwa yang menyejarah, yang berarti
apa yang membentu suatu nilai atau tren umum tidak lepas dari peran masa lalu.Tema
isu global diangkat untuk membawa dampak lebih luas terhadap pengunjung ArtJog
yang datang dari beragam kalangan. (Adhisti
- Elisa)
Diterbitkan, Tabloid Remaja BIAS, Edisi 4 | Th. XXI | 2016
Artjog 2016: Universal Influence
Reviewed by elisa
on
Monday, January 09, 2017
Rating:
No comments: