Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
Tanah air
Indonesia, terkenal di mata dunia dengan kekayaan sumber daya alamnya. Kekayaan
alam yang melimpah dan paling beraneka ragam. Sayangnya, dibalik predikat yang
membanggakan itu, kita sekaligus juga dikenal sebagai Negara yang paling
merusak lingkungan. Hal itu dikarenakan dari tahun ke tahun kuantitas sumber
daya alamd I Indonesia akan teruse merosot akibat banyaknya penyimpangan yang
terjadi, dan diperkirakan sekitar 10 tahun lagi, akan musnah jika kita tidak melakukan
perubahan.
Nasib belalang sebawa satwa incaran (Foto : Elisa) |
Hari
CInta Puspa dan Satwa nasional sudah ada sejak tanggal 5 November 1995. Hari
peringatan ini diresmikan dengan Surat Keputusan Presiden no 4 tahun 1993. Di
tahun yang sama, ditetapkan berbagai Puspa dan Satwa yang menjadi cirri khas
bangsa Indonesia. Puspa dan Satwa yang menjadi cirri khas Indonesia adalah
Puspa Nasional yang meliputi, Puspa Nasional, Puspa Pesona, Puspa Langka. Pada
puspa bangsa ditempati oleh bunga melati. Puspa pesona, ditempati bunga angers.
Sedangkan puspa langka ditempati bunga Padma Raksasa. Sedangkan untuk Satwa
Nasional ditempati oleh Komodo. Ikan siluk merah masuk ke kategori Satwa
Pesona, dan Satwa Langka ada burun Elang.
Ada
berbagai macam agenda yang diadakan disetiap daerah untuk memperingati HCPSN.
Di Jakarta, tahun 2006 diadakan pecan Keluarga Cinta LIngkungan 3. Dalam acara
itu dimeriahkan oleh AB Three dan kelompok music balada Wanadiri dari Bandung,
Dik Doank bersama anak asuhannya dari Kandang Jurang Doank. Di Surabaya, HCPSN
berlangsung di Kebun Binatang Surabaya. Acara ini dihadiri oleh 250 pelajar SD
dan SMP. Acara diadawali dengan pendampilan ludruk yang nafaskan lingkungan
dari YEP IV Klub Tunas HIjau. HCPSN, di Jogja, di tahun 2015 bertempat di dusun
Sambi, di Pakembinangun, Pakem, Sleman.
Tradisi berjalan kaki menyusuri jalan-jalan di sekitar daerah yang masih
asri.
Hal-hal
yang bisa kita lakukan dalam HCPSN adalah melakukan penanaman pohon kembali,
menghemat penggunaan BBM dan sumber energy lainya, tidak mencoret-coret dan
merusak kawasan hutan serta tidak membuang sampah sembarangan. Yang
penting,menanam rasa peduli dan kasih saying terhadap lingkungan hidup.
Banyak
diantara kita yang mempunyai kegemaran seperti hiking, mount climbing, horse riding, bersepeda, berkebun dan bercocok
tanam, juga sedikit banyak telah berpran dalam upaya pelestarian lingkungan.
Termasuk hobi kita merawat binatang. Seperti yang dilakukan oleh Raisa Aurora,
Siswi dari SMA Negeri di Bogor. Ia memelihara ke-15 keucing yang diperoleh dari
nemu kucing yang tidak terawat. Ia, pernah mendapatkan penghargaan dari UNESCO
untuk tulisannya, karena Ia ternyata juga suka menulis. Dia juga memiliki
banyak hobi, seperti berkebun, menyulam sampai memasak.
“Semua
itu berjalan dengan sendirinya tanpa harus memakai jadwal. Yang penting jangan
suka menunda pekerjaan.” Jawab Rara.
Suatu
hari nanti, gadis yang juga pandai bermain gitar ini ingin memiliki halaman
rumah yang luas dan besar, agar bisa memelihara lebih banyak binatang dan
member mereka tempat. Sebelum berpisah, Jawara Lifebuoy 2006 ini menyampaikan
pesan untuk semua pembaca BIAS, “Teruskan rasa cinta kalian terhadap hewan.
Hewan adalah mahluk TUhan dan Ia ciptakan ke bumi ini untuk kita rawat. Kalau
kit amencintai mereka, maka merka akan mencintai kita kembali. Mereka juga
seperti kita, selayaknya manusia yang memiliki perasaan.”
Semoga
wawancara signkat BIAS dengan RAra ini dapat menjadi wacana atau bahkan
menginspirasi sobat-sobat BIAS untuk menjadi Rara berikutnya. Masih ada
berbagai jenis hewan yang dapat kita rawat dan sayangi. Tentunya program
pelestarian lingkungan hidup ini tak akan pernah membuakan sukses tanpa peran
serta masyarakat luas dengan pemerintah untuk menjaga ‘titipan tuhan’. Tidak
aka nada artinya jika kit ahanya giat pada setiap peringatan HCPSSN saja, tapi
di kehidupan sehari-hari tidak pernah. Justru seharusnya menjadikan peringatan
HCPSN ini sebagai tongga perjuangan kita bersama dalam pelestarian lingkungan
yang kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi,
marilah kita membuat bumi, terutama tanah air kita tercinta, menjadi tampat
yang lebih nayaman untuk ditinggali. (Adya Satya Puspita)
Dimuat di, Tabloid BIAS | Edisi 8 | 2008
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
Reviewed by elisa
on
Friday, December 02, 2016
Rating:
No comments: