Belajar lebih Aktif dengan Guru yang Kreatif
Teman-teman,
menurut kalian, apa sih makna belajar itu? Apa tujuan kita bersekolah? Pasti
jawaban teman-teman berbeda-beda. Ada yang belajar karena paksaan dan sekolah
hanya menjadi rutinitas, tapi ada juga yang memaknai bahwa belajar itu adalah
kebutuhan dan sekolah adalah kewajiban. Sebenarnya tujuan orang tua
menyekolahkan kita itu hanya satu, agar kita bisa menuntut ilmu setinggi
mungkin dan dapat menjadi bekal kita untuk meraih cita-cita dan masa depan yang
baik.
Foto : http://bit.ly/2gxi8yL |
Kalau
dulu, mungkin hanya gurulah satu-satunya sumber informasi, sehingga siswa hanya
menerima apa yang diajarkan gurunya. Tapi sekarang, informasi bisa didapatkan
dari mana saja. Apalagi dengan adannya internet yang memungkinkan informasi
yang dimiliki siswa lebih banyak dari gurunya.
Semua itu
menuntut guru untuk menggunakan metode belajar yang kreatif sehingga siswa
dapat belajar dengan aktif. Maksudnya, siswa dimungkinkan untuk menyerap
informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai media selain guru. Dengan informasi
dari berbagai macam tersebut, diharapkan siswa dapat berpikir secara kritis
terhadap suatu masalah. Sehingga ketika guru menjelaskan tentang sesuatu, siswa
dapat lebih mudah menyerap, karena mereka sudah mengetahui lebih dulu dan sudah
terbiasa dengan studi kasusnya. Dengan cara seperti itu, siswa terlibat secara
aktif dalam proses belajar mengajar dan peran guru adalah hanya sebagai
fasilitator.
Seperti
halnya yang telah diberlakukan di SMPN 2 Yogyakarta. Di sekolah ini telah
dibentuk ‘team teaching’ untuk
pelajaran-pelajaran terpadu. Misalnya Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan
IPS. Team teaching adalah sistem
mengajar dengan dua guru yang masuk
bersama dalam satu kelas, dan dalam satu mata pelajaran, guru pertama bertugas
menyampaikan mteri dan guru lainnya bertugas sebagai obsercer yang mengawasi
KBM dan melayani pertanyaan-pertanyaan siswa yang kurang jelas.
Tujuan team teaching yang pertama,
memaksimalkan proses belajar mengajar pada pelajaran terpadu yang tidak
memungkinkan diajarkan oleh satu orang guru sekaligus. Kedua, karena tuntutan
jumlah jam mengajar guru yang telah di sertifikasi 24 jam.
“Dengan
adannya team teaching, kami
mengharapkan pembelajarn bisa lebih efektif dan ketuntasan belajar meningkat,”
ujar Drs. Rahmanto, selaku Urusan Kurikulum SMPN 2 Yogyakarta.
Disekolah
ini juga telah diajarkan sistem belajar mandiri. Sistem belajar mandiri adalah
metode siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar. Contohnya, pelajaran
PKN, siswa harus membuat presentasi dari observasi lilngkungannya sendiri. dari
sana siswa mampu mengyimpulkan sendiri materi yang diajarkan. Dalam pelajaran
Bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk mampu mempraktekkan materi secara langsung,
baik ditengah masyrakat maupun di depan kelas. Sedangkan dalam pelajaran
Matematika, siswa diharapkan tidak hanya menghafal, namun mengerti materi yang
diajarkan.
Kemajuan
teknologi, siswa dituntut mampu menyaring informasi untuk bahan materi presentasi
mereka sendiri dengan cara membuat slide power point. Tidak hanya materi yang
harus dimengerti, namun praktek juga perlu dikuasai. Pelajaran-pelajaran lain
juga menggunakan sistem serupa, namun tetap dengan cirri khas mengajar guru
yang berbeda. Bahkan dalam Bahasa Inggris, siswa diajarkan praktek studi
lingkungan sebagai seorang guide.
Semua cara tersebut dari kekreatifan guru untuk membimbing muridnya menjadi
lebih kreatif.
Metode
tersebut dianggap positif oleh siswa. Mereka mengaku senang dan merasa
belajarnya lebih enjoy dengan sistem demikian. “Meski agak ribet, tapi aku jadi
lebih mengerti materinya dan aku ngrasa asyik karena kita juga bisa berpran
aktif nggak Cuma duduk dan nyatet omongna guru doang,” papar Reni, salah
seorang siswa SMPN 2 Yogyakarta. Di zaman yang telah berubah cara belajar juga
harus berubah. Cara dimana terdapat simbiosis mutualisme di dalamnya. Saling
menguntungkan antara guru dan muridnya. Guru tak lagi repot menerangkan, murid
jadi lebih semangat belajar. (Adelia Murti S)
Dimuat di, Tabloid BIAS | Edisi 8 | 2008
Belajar lebih Aktif dengan Guru yang Kreatif
Reviewed by elisa
on
Wednesday, November 30, 2016
Rating:
No comments: