Imogiri Sebagai Metropolitan Budaya
Kedungmiri merupakan desa wisata yang masih menjaga
keaslian budaya dan alamnya. Ditempat ini terdapat panggung terbuka yang
diperuntukan masyarakat, tidak ada pengecualian. Semua warga boleh datang ke
lokasi kapan saja. Lokasinya di kompleks persawahan desa Wunut, Sriharjo,
Imogiri, Bantul. Sebuah tempat yang masih alami. Terlihat tempat duduk berundak-undak terbuat
dari beton, bentuknya melingkar. Bagian tengah jadikan sebagai center pertunjukan. Di samping timur,
terhampar persawahan padi yang siap berbuah. Di samping utaran disuguhkan
dengan persawahan padi terasering yang menghijau. Sisi selatan, membelah sungai
Oyo dan kegagahan gunung sebagai dinding kemegahan alam.
Foto : Elisa |
Panggung
terbuka kedung miri dibuka untuk umum bulan November 2015. Event pertama adalah
pemeran kitiran sewu, hasil dari kerajinan warga Bantul dibantu oleh mahasiswa
UGM dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) 60%-nya adalah keluar tidak mampu. Harapan
Pak Sugi pertujukan itu sebagai langkah awal untuk memperkenalkan kedungmiri ke
masyarakat. Ia sangat bersemangat jika desa wisata mendapatkan apresiasi dan
diterima masyarakat sebagai desa wisata yang mengedukasi dan memberikan
manfaat.
“Meskipun
kita dari pelosok desa, tapi kami memiliki cita-cita yang banyak. Masalahnya,
kita tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan masyarakat, para pemuda terdidik,
kreratif juga lampu hijau dari pemerintah. Harapannya, satu persatu harapan
kami bisa terwujud. Imogiri memiliki banyak potensi yang bisa diangkat,”
paparnya.
Ponidah
(43), salah satu warga setempat mengaku senang jika tempat ini nantinya akan
menjadi tempat wisata. “Asalkan tidak merusak lahan persawahan, tidak merugikan
warga. Syukur pemerintah membuat akses khusus para wisatawan yang ingin naik ke
terasering, agar tidak menginjak-injak hasil tanaman warga,” tegasnya.Begitupun
dengan harapan besar Pak Sugi jika kelak kedungmiri bisa menarik wisatawan,
secara otomatis, akses jalan dan infrastruktur Wunut akan dibenahi. Mengingat
akses menuju lokasi bersisihan dengan sungai Oyo yang kini mulai rusak karena
erosi. “Ketika kedungmiri dan Jembatan Selopamioro ramai wisatawan, otomatis
tepian sungai akan dibangun agar jalan utama menuju titik lokasi tidak rusak
karena erosi,” tegasnya di akhir percakapan.
Elisa
Dipublikasi
di Tabloid BIAS | Eds 1| 2016
Imogiri Sebagai Metropolitan Budaya
Reviewed by elisa
on
Tuesday, August 16, 2016
Rating:
No comments: