Nabila Zabrajad Assyahida : Memilih Menjadi Peneliti
Foto : Arik |
Nabila Zabrajad Assyahida Penelitian Bioteknologi
hingga ke Brazil. Tahun 2016, bulan Februari yang akan datang, siswa yang
tengah duduk di kelas 3 jurusan IPA di
SMA Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School akan terbang ke Turki mengikuti ISPO lagi. keberhasilan Zahbrajad
berkat kegigihan dan semangatnya.
Billa, sapaannya. Ia memulai
terjun di dunia penelitian ketika ia masuk di SMA Kesatuan Bangsa. Kelas X, ia
benar-benar mengenal teknis bagaimana meneliti, apa itu penelitian sampai
belajar caranya meneliti. Kesempatan pertama ia gagal. Kegagalan yang pertama
tidak membuatnya berputus asa, justru membuatnya tertantang mencoba lagi. Setahun
kemudian, saat Billa duduk di kelas XI, ia kembali mengikuti ISPO bidang
teknologi. Kesempatan kedua berhasil memperoleh medali emas. Sebuah penghargaan
atas jerih payahnya.
Keberhasilan Billa tidak
berhenti sampai di situ. Ia juga pernah mengikuti lomba lain dan memperoleh
penghargaan sebagai finalis baca puisi di Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia
(OSEBI), 2015. Di tahu yang sama, ia juga memperoleh gelar sebagai finalis
Mostratec. Mostratec adalah lomba penelitian dengan berbagai disiplin ilmu dan
teknologi tingkat dunia yang diadakan oleh organisasi, Fundacao Liberato.
Sama halnya dengan
orang-orang lain, Abil, sapaan lainnya, juga pernah mengalami kesulitan dalam
memanajemen waktu sekolah dan latihan. Dari pagi malam disibukkan dengan
sekolah dan latihan mempersiapkan membuat alat. Alat yang dibuatpun sangat
sulit, menggunakan bahasa pemrograman, namun Abil mampu membuat merumuskannya.
“kalo memilih sesuatu harus ada yang dikorbanin untuk mendapatkan sesuatu”.
Saat ditanya perihal nilai sekolahnya yang menurun akibat fokus terbagi-bagi.
Waktu
bersenang-senang di masa muda Abil habiskan dengan melakukan penelitian. Karena
kesungguhannya di dunia penelitian ini pulalah yang mengantarkan Abil nekat
menemui dosen UGM, pak Wayan. Latihan dan latihan, hingga mengantarkannya
hingga Internasional mewakili Indonesia. Misalnya cerita ketika Abil
mempresentasikan penemuannya tentang C3nya. Penemuannya ditanya secara detail
oleh tim penguji, hingga membuat siswa yang berusia 17 tahun ini mengalami
putus asa. Ketika kelompok lain di tanya hampir 30 menit, kelompok Abil ditanya
lebih 30 menit lamannya. Ketika diumumkan pemenangnya, Ialah juara utamannya. “Jadi,
tidak ada kerja keras yang mengkhianati usaha” tandasnya sambil tersenyum.
Aktivitas yang dijalaninya
tidak sekedar penelitian, sekolah saja. Tetapi juga mengikuti les piano dan les
bahasa Jerman. Ia ingin bisa bahasa Jerman karena ia memiliki cita-cita setelah
lulus sekolah mampu sekolah di Jerman, seperti idolanya, BJ Habibie. Berbicara
soal cita-cita, dulu awalny ingin menjadi seorang bisnis women, ingin membuka
usaha dan membuat lapangan pekerjaan untuk orang lain. Semenjak ia mengenal
dunia penelitian, cita-citanya berubah ingin menjadi seorang peneliti
bioteknologi, memiliki lab sendiri, dan mempekerjakan orang-orang di lab yang
ia miliki. Bagi Abil menilai dan merasakan kesibukannya bukan sebagai beban,
tetapi dibuat havefun. Karena motto hidupnya adalah, Kalo kamu tidak capek,
berarti kamu sedang tidak mengupayakan sesuatu. (Elisa)
Tabloid BIAS | No. 4 | Thn 2015
Nabila Zabrajad Assyahida : Memilih Menjadi Peneliti
Reviewed by elisa
on
Wednesday, January 13, 2016
Rating:
No comments: