KURANGI NGECE, PERBANYAK NGOCO
Foto : Elisa |
Yogyakarta
gudangnya event. Setiap bulan selalu ada event yang diselenggarakan di
Yogyakarta, sebagai kota budaya dan seni. Seperti event tahunan FKY. FKY tahun
ini masuk ke-27. Dari empat tahun yang lalu FKY sempat sepi, tiga tahun
belakangan FKY mulai bergeliat dan mendapat sambutan yang luar biasa dari
warga, khususnya Yogyakarta. Semangat ini dapat dilihat dari FKY tiga tahun
belakangan ini. Misalnya FKY tahun 2015, panitia melakukan lokakarya seni rupa
keliling ke pesantren dan ke desa-desa. Karena sesuatu yang diawali dengan
inisiatif tidak selalu buruk, itulah sisi pembelajaran yang dilakukan oleh
panitia FKY tahun ini.
Bertempat
di Taman Kuliner, di Condongcatur, Depok Sleman di pintu depan bertuliskan eDAN-eDANan.
Thomas Dian, salah satu panitia FKY 27 memaparkan bahwa tema yang sebenarnya
bukan edan-edannan. “Jadi tema kita tahun 2015 kita ambil huruf kapitalnya,
bacannya Dandan, atau bersolek”. Ditengah hiruk pikuk, sesekali aroma khas
makanan berseliweran membuat perut semakin keroncongan. Sambil menahan hasrat
menyantap berbagai jajanan, Elisa dan Intan tetap asyik berdialog perihal FKY
bersama mas Dian.
“Jadi, dari kata eDAN-eDANan ada dua makna, dandan dan
edan-edanan itu sendiri. Dandan di sini mempunyai dua makna. Arti pertama make
up yang dapat saya artikan memperbaiki diri. Jadi maksud FKY tahun ini adalah,
ingin lebih mengajak masyarakat untuk bersama-sama intropeksi diri,” papar
Dian.
Di
depan sebuah ruko yang disulap menjadi kantor sementara. Di halaman depan
tertata tempat duduk dan meja khusus untuk tamu. Nampak klasik ketika pagar bambu
terpasang sebagai pagar batas dengan ruko lain. Kami duduk tepat di bawah pohon
yang terpasang lampu, nampak remang-remang, romantisme begitu kental. Kali ini
Dian memaparkan kata edan-edanan secara filosofi jawa. Edan-edanan merupakan
tarian adat jawa yang memiliki arti membersihkan jalan dan membuka jalan. Adat
ini sering ditemui di hajatan pernikahan adat jawa. “Bahasa orang tua saya dulu
membuang sawan, yang jelek-jelek dibersihkan ditimpakan ke edan-edanannya.
Dalam artian, FKY ini sebagai wadah menumpahkan ekspresi edan-edanan demi Jogja yang lebih baik.”
Harapan
FKY tahun ini dan tahun ke depan ada perubahan sikap dari panitia untuk bisa
mengkomunikasi tema-tema tahun lalu ke tahun yang akan datang. Lebih ke dalam
bentuk mengajak masyarakat lebih sadar diri. Dalam artian, kita berkorban,
masyarakat bisa sadar diri terhadap lingkungan terdekat disekitar. Mulai
masalah hotel, kemacetan dan nampak sampah berceceran dimana-mana. “Kurangi
Ngece, Perbanyak Ngoco. Jangan Cuma protes, karena kita bagian dari masalah
tersebut. Jangan menyalahkan pemerintah, ini, itu, kamu dan dia, tapi mari kita
berbenah dari hal yang sepele. Memulai dari diri kita.” Hal-hal semacam itulah
yang ingin disampaikan oleh Dian lewat event-event FKY kepada masyarakat di
tahun sekarang dan tahun yang akan datang. (Elisa & Intan)
Tabloid BIAS | No. 3 | Thn 2015 | Halaman 10
KURANGI NGECE, PERBANYAK NGOCO
Reviewed by elisa
on
Wednesday, January 06, 2016
Rating:
No comments: