Nongkrong Demi Kebersamaan

Sebagian remaja SMA sepakat bahwa jalan-jalan dan nongkrong adalah hal yang mereka gemari. Kegemaran yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Bahkan tak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Dari nongkrong di angkringan, kedai, café hingga mall kini semuanya bisa jadi tempat tongkorngan yang asyik.

Seperti diungkapkan siswa SMA N 1 Bantul, Andro Marel, “Kalau pulang sekolah setiap hari pasti ke mak nyak café lounge karena tempatnya dekat sekolah. Tempatnya asyik dan tentunya juga sama teman-teman juga ketika di café yang lain,” ujar dia.

Bagaimanapun juga, remaja membtuhkan suasana lain dibalik rutinitas sekolah yang padat. Solidaritas yang tinggi antar teman juga mendorong mereka untuk selalu melakukan segala hal bersama-sama. “Kalau buat aku, yang penting kebersamannya sama teman-teman. Dan makannya pun tentunya yang semuannya suka,” ujar Riva Fauzia, siswa SMA N 1 Jetik Bantul, yang biasa ke mall bersama teman-teman.

“aku biasannya ke café Omah Gunung atau D’Coffeek. Paling enggak seminggu dua kali sama teman-teman, buat aku itu penting biar nggak kuper dan nggak kudet lah,” terang Fajar Surya Purnama, siswa SMA 2 Wonosari. Memang jalan-jalan dan nongkrong kini menjadi salah satu tren bagi remaja SMA. Dengan munculnya berbagai sosial media juga turut mempengaruhi tren ini. Seperti faceboook, twitter, instagram, foursquare dan sosial media lainnya, yang biasannya mereka gunakan untuk update tentang keberadaan mereka saat itu dan bersama siapa mereka saat itu. “Iya saya biasannya menyempatkan untuk sekedar update di twitter atau BBM biar eksis,” lanjutnya

Bagaimanapun juga, teman sangat berpengaruh pada kegemaranjalan-jalan dan nongkrong ini. “Kalau ada waktu luang, aku sama teman-teman juga suka main ke timezone, ke toko buku cari komik, wisata kuliner, atau pergi ke pantai-pantai yang bagus di Gunung Kidul,” tambah Andro. Menurutnya, jalan-jalan jjika dilakukan sendiri tidak akan semenarik ketika dilakukan bersama.

Risa Latun Nikmah

Di terbitkan Tabloid BIAS Edisi 1/Tahun XVIII/2013