Ponsel Tidak Lagi Sebagai Berkomunikasi, Ternyata Bisa Menjadi Media Mati
Kasus beberapa jam yang
lalu, seorang pendaki gunung merapi terjebur di kawah Merapi. Menurut informasi
yang simpang siur di FB, si Pendaki tengah selfie. Dan, sebelum maut membawanya
pulang selama-lamanya. Mahasiswa yang katanya dari Atmajaya ini terjatuh di
kawah. Tepatnya, hari ini tanggal 18 Mei jasadnya berhasil di angkat.
Selfie pun bisa membawa
kemudhorotan bagi pengunanya, dan bisa mengantarkan pada kematian. Memang belakangan
ini selfie menjadi kegiatan yang paling hit dilakukan oleh kawula muda. Mulai
dari selfie nyongorin mulut, njulurin lidah, pamer gigi, bibir di merot-merotin
sampai gaya selfie yang aduh, kalo saya lihat itu bikin kepala geleng-geleng.
Memang itu hak mereka berbuat seperti yang mereka inginkan.
Ketersediaan ponsel yang
langsung tersambung dengan internet, yang menghubungkan langsung dengan
pengguna lain merubah pola kehidupan dan cara berfikir masyarakat kita.
Misalnya, banyak orang berbondong-bondong membeli ponsel pintar itu hanya agar
tidak tertinggal, tidak kudet dan tidak dibilang ndeso dan masih banyak alasan
lain.
Fasilitas yang serba
canggih, diberi layanan kamera yang super jos dan meledaknya media sosial yang
menjadi permainan dan gaya hidup mereka juga merubah gaya kehidupan masyarakat.
Salah satunya, dengan fasilitas kamera
yang ada edit super canggih, dimana kamera ini bisa mengubah wajah berjerawat
menjadi mulus. Gigi jelek, menjadi terlihat bagus. Kulit hitam bisa menjadi
putih seputih cet tembok.
Masyarakat
Mengalami Pergeseran Makna
Masyarakat perubahan
sosial yang sangat nano-nano. Orang jawa bilang, jamanne wis jaman edan, ora melu ora bakal komanan. Tidak bisa
menyetarai atau menyamai, akan di depak oleh lingkungan dan akan tertinggal.
Satu sama lain, saling berlomba-lomba mengejar kelas/status agar sama
setarannya. Apalagi anak muda.
Pergeseran makna ponsel
juga semikin jauh. Jika dulu ponsel dijadikan sarana untuk berkomunikasi karena
hal penting. Sekarang, ponsel bisa menjadi tujuan bagi mereka yang masih
memiliki HP jadul, atau mereka belum punya ponsel. Sedangkan, mereka yang sudah
memiliki ponsel dengan fasilitas lengkap, hanya dijadikan sebagai tujuan untuk
mengejar dan agar TIDAK TERTINGGAL oleh teman-teman lain.
Awalnya ponsel digunakan
untuk komunikasi. Sekarang, tidak hanya sekedar untuk berkomunikasi, tapi
sebagai media untuk menuju mati. Tidak
hanya itu, HP sebagai ajang untuk melakukan kepo, sebagai media untuk memunculkan
rasa iri. Why? Kenapa saya katakana demikian. Yah, karena jejaring media
sosial, banyak orang yang merasa iri dan dengki melihat hasil postingan
orang-orang. Pikiran menjadi kotor.
Yah, walalupun pada
kenyataannya, itu hanya sebagian kecil kemudorotannya. Tapi, bagi mereka
yang bisa memanfaatkan HP dan aplikasi
lainnya menjadi bermanfaat, tentu juga akan mengantarkan kebermanfaatan bagi
penggunannya. Kesimpulannya, gunakan sesuai dengan fungsinya. Jangan mencoba
mengeser makna kebermanfaatan menjadi ketidakbermanfaatan.
Ponsel Tidak Lagi Sebagai Berkomunikasi, Ternyata Bisa Menjadi Media Mati
Reviewed by elisa
on
Monday, May 18, 2015
Rating:
No comments: