Ditolak Kerja Karena Berpengalaman?
Ketika
banyak orang yang sibuk menggali potensi dirinya untuk membuat CV yang menarik
dan terbaik, justru saya yang sibuk mengeliminasi pengalaman, penghargaan yang
pernah saya raih. Ini sebuah catatan kecil selama ini mencari kerja yang sangat
sulit didapatkan versi saya.
Saya,
salah satu alumnus, fresgraduate S1 dari salah satu perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta. Gelar saya sebaga S.Psi. Siapa yang tidak silau dengan gelar?
Berdasarkan pengamatan yang belum dibuktikan, banyak orang yang mengejar gelar.
Saya sejak bangku SD SEDIKIT mencibir soal gelar, apalagi pelajar yang mencari
karena semata-mata gelar saja. Seolah-olah, kewajiban utama untuk MENCARI ILMU
diabaikan hanya karena gelar.
Saya,
termasuk salah satu freshgraduate yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan.
Kata orang bilang, “Kamu harus memiliki skill agar kamu mampu bertahan dari
peperangan kehidupan dari sekian banyak orang pandai di Indonesia” Betul sekali
itu. Tapi, skill pun kadang membunuh kesempatan saya untuk keluar dari zona “pengangguran”.
Mereka
bilang, saya memiliki skill. Mereka bilang, aku harus mencantumkan kemampuan
dan skill yang saya punya agar menjadi nilai tambah. Mereka bilang, pengalaman
akan memberikan poin penting. Tetapi, di sini terjadi masalah di lapangan.
Yihui, mereka bilang, saya salah satu yang memiliki skill dan pengalaman.
Kenyataannya??? Setiap kali melamar pekerjaan, tidak ada satupun yang lolos.
Walaupun saya percaya dan yakin bahwa karena belum rejeki saya.
Lamaran Selalu Di Tolak?
Ku
sebar lamaran kerja secara rendem seperti menyebar permen kepada anak-anak.
Kumasukan lamaran kerja ke sana ke sini. Sebagai orang yang memiliki gelar,
tentu memiliki beban sosial di mata masyarakat. Sebagai lulusan yang
berpangkat, tentu mencari pekerjaan sesuai dengan lulusan yang setara. Kata
mereka kebanyakan “Sayang jika kamu tidak memakai gelar yang sudah kamu miliki”,
kenyataan di lapangan? Terkadang, banyak lapangan pekerjaan yang membutuhkan
lulusan di bawah gelar yang kita miliki. Al hasil dan wal hasil, mengurungkan
niat memasukan lamaran karena strata yang dibutuhkan jauh lebih rendah dari
standar kita.
Menarik
bagi saya memang, seperti kasus dan pengalaman saya sebagai orang yang bisa
dibilang ada di batas galau. Antara sebagai fresgraduate yang tidak
berpengalaman dan berpengalaman. Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan
sebagai fresgraduate yang memiliki nilai ples, ternyata tetap tidak semudah
yang dikatakan.
Melihat Sisi Yang Lain
Why?
Ku masukkan lamaran kerja, dengan lulusan S1, dengan pengalaman yang pernah
dipunya, meski bagus, tetap tidak diterima juga. Terkadang, kita harus berfikir
rasional dan melihat kapasitas. Kita harus tahu tujuan kita bekerja, kita hanya
ingin terbebas dari cap pengangguran?, Sebagai karyawan yang bergaji tinggi
karena gelar yang kita sandang, Atau berniat ingin bekerja mendapatkan uang
sekaligus pengalaman dengan mengesampingkan gelar kita yang sebenarnya.
Relakah
Anda melamar kerja dibawah gelar/kelas yang Anda punya? Bagi yang mengejar
pamor, popularitas dan memikirkan beban sosial, pasti malu melakukannya. Tapi,
bagi saya, yang membutuhkan kerja dan membutuhkan uang untuk hidup, tentu saja
harus berbesar hati menurunkan standar agar bisa diterima kerja hanya demi uang.
Kita
lihat dan mengenali diri sendiri itu penting. Kita butuh uang atau butuh
popularitas? Jika butuh popularitas, kita bekerja di perusahaan terkenal dan di
gaji kecil relakah? Atau kamu bekerja di PT atau pabrik yang mayoritas lulusan
SMP/SMA/K/MA tapi gaji UMR. Pilih mana? Atau menunggu lowongan sesuai dengan criteria
yang kita cari? Jika pilihan terakhir jawabannya, maka bersabarlah menjadi
seorang pengangguran yang lebih lama. Karena untuk mencapai kata “ideal” versi
kita itu “nyaris sulit terwujud”.
Kenapa?
Karena selama ini, saya melamar pekerjaan dengan skill dan pengalaman yang saya
miliki, hasilnya tetap sulit di dapat. Terkadang, perusahaan menolak CV kita
bukan karena pengalaman kita KURANG bagus, bisa jadi karena pengalaman dan
skill yang kita masukan terlalu bagus. Pihak perusahaan takut dengan great yang
kita punya, dan takut dengan gaji yang kita minta.
Salah
satu pemicu meledaknya angka pengangguran terdidik karena kita terlalu gengsi
untuk menurunkan standar kita. Kita terlalu gengsi untuk menurunkan atau
mensortir pengalaman kita yang kita punya yang luar biasa menjadi biasa saja.
Kita, oh tidak, maksudnya saya. Saya terlampau malu memasukan lamaran kerja
dengan ijazah SMA/K/Ma, padahal kita memiliki gelar S1/S2 atau S3.
Kita
kembalikan lagi, kita mencari kerja karena apa? JIka karena pandangan
sosial/masrakat tentu malu dan tidak pernah bersyukur, dan menempatkan diri
kita selalu berada di strata lebih tinggi, dan merasa malu jika berada di bawah
kelas. Sedangkan mereka yang mencari pekerjaan, uang, pengalaman untuk bertahan
hidup dan mencukupi hidup keluarga, ia tidak akan pernah malu dan menyesali
gelar yang sudah di terima dan bekerja di bawah standarnya.
Toh,
dunia kerja itu dinamis, sedinamis kita memberlakukannya. Meskipun gelar tinggi
tidak selalu menjadi tiket. Setidaknya, jika niat awalnya sekolah karena
mencari ilmu, gelar/ijazah yang tidak terpakai, tidak menjadi masalah, setidaknya
ada ilmu yang sudah tertanam di benak sebagai pegangan di dunia kerja. Masuk
dengan tampilan sederhana, memimpin dengan tampilan kewibawaan ilmu yang sudah
di dapatkan. Itulah seharusnya kita memandang dunia kerja.
Ditolak Kerja Karena Berpengalaman?
Reviewed by elisa
on
Saturday, May 16, 2015
Rating:
No comments: