Suka Buku tidak Selalu di Perpustakaan
Nirmalasanti
Anindya Pramesti memilih buku fiksi karena mampu mengembangkan daya
imajinasinya. Pelajar yang duduk di SMAN 2 Playen juga suka cerita wayang
seperti anak bajang menggiring angin dari
Sindhunata dan novel Herry Potter. Pelajar yang memiliki hobi menulis ini
seriing memanfaatkan dengan cara membaca buku fiksi untuk memancing daya
imajinasinya dan kembali memunculkan ide.
Begitupun
dengan Ika Widayanti, ia lebih memilih buku novel. Siswa yang mengambil jurusan
keperawatan di SMK Sadewa lebih suka membaca buku novel yang bertajuk horor dan
romantis. Membaca cerita horor memberikan tantangan dan cukup membuat Ika
penasaran dengan jalan ceritanya. “Tidak takut, justru semakin penasaran dengan
endingnya mbak,” jawabnya saat ditanya wartawan alasan dia menyukai buku horor.
Nirmalasanti dan Ika Widayanti memilih
membaca buku fiksi, berbeda dengan Ulin Nuha, siswa yang sekolah di SMK N 1
Pleret, suka membaca buku-buku non fiksi, seperti buku motivasi. Alasan Ulin membaca
buku ini pun sederhana, karena dapat memotivasinya. “Karena asyik mbak, tambah
ilmu tambah pengalaman dan tambah motivasi,” tambahnya.
Membaca dapat mengantar kita kemana
saja tanpa harus pergi ditempat yang ingin dituju. Membaca dapat mengantarkan ketidak
tahuan menjadi tahu, itulah yang dirasakan oleh pelajar yang tengah duduk di
kelas 3 Teknologi Komputer Jaringan, Ulin sapaannya. Siswa yang lahir di
Lampung, 11 Desember ini merasakan menfaat membaca buku, menurut penuturannya
saat ditanya wartawan ia berpesan bahwa saat ini membaca buku tidak akan
dirasakan manfaatnya, “Mungkin dua tahun atau tiga tahun yang akan datang, baru
akan menyadari bahwa membaca buku itu bermanfaat,” tambahnya
Itulah pendapat dari para kutu buku.
Kutu buku ternyata tidak selalu di identikkan dengan perpustakaan yang keseharian
membaca di perpustakaan kota, perpustakaan sekolah maupun di perpustakaan dearah.
Dari ketiga pelajar yang ditanya inipun mengaku tidak pernah membaca buku di
perpustakaan. Mereka lebih suka meminjam buku dari tempat rental buku dan di
bawa pulang, atau mereka sengaja membelinya sendiri.
Jika ada yang suka baca buku, tentu
saja ada pula yang tidak suka dengan buku. Salah satunya adalah Muhammad Shendy
Herkolin, dari SMTI Yogyakarta. Ia mengaku tidak begitu suka dengan membaca. Ia
hanya membaca buku di saat dia mahu. Ketidak tertarikan pada dunia membaca buku
pun cukup memberikan atmosfer berbeda saat ditanya tentang buku, terlihat dari
bahasa tubuh dan mimik menjawab Shendy tidak minat membahas lebih lanjut.
(Elisa)
Suka Buku tidak Selalu di Perpustakaan
Reviewed by elisa
on
Thursday, August 21, 2014
Rating:
No comments: