Pelukan Sebagai Obat Kekesalan Dan Sebagai Pengembali Mood
Berawal dari ponakan menangis karena ulahku. Saat itu, ketika bermain
dengan koponakan kaki ponakan terjepit di sepeda. Refleks, spontanitas segera saya
lepas dan saya peluk penokan erat, pelukan tulus, pelukan
permintaan maaf, pelukan penenang. Awalnya saya tidak menyadari pelukan sebagai obat
kekecewaan, sedih dan lain sebagainya. Setelah kejadian ini. Jihan, itulah nama
ponakan saya paling kecil. Detik itu juga, suaranya yang berteriak menangis
begitu kencang, dalam hitungan menit saja tangisan itu sudah berhenti. Meski kesalahan
bersumber padaku, tetapi ponakan teteap memeluk erat tubuh saya. Setelah cek
dikaki, kakinya memerah dan luka. Sakit jelas, tapi tangisannya tidak over dan
lama seperti tangisanku saat kecil. Sambil bertanya “Sakit dik kakinya? Bulik obati
ya? Pakai ini ya yang dingin?”, tanpa sorot dendam atau menyalahkan, ponakan
hanya terisak-isak sambil menganggukkan kepalanya sambil mengalungkan kedua
tangannya dileher saya.
Karena penasaran, lain waktu ponakan tidak sengaja dibuat menangis
olehku lagi. Segera saya peluk dan saya gendong. Tangisannya segera mereda. Lain waktu,
ponakan menangis kembali, kali ini bukan karena ulahku, tetapi ulah kakaknya. Karena
saat itu sedang sibuk, tidak ada yang berlari dan memeluknya. Ibuku yang tengah
memasak hanya berceramah bla bla bla tanpa ada pelukan. Hasilnya tangisannya
lebih lama berhenti. Ketika ibu saya menghampiri dan mengendongnya, tangisan
itu masih tetap berteriak-teriak tak henti-henti.
Kembali lagi mengulas masa lalu penullis yang terkenal suka menangis. Setiap
menangis bisa 8 jam lamanya. Saat saya menangis dahulu memang saat saya menangis tidak langsung dipeluk maupun
diberikan sebuah sambutan hangat. Itulah kenapa saya lebih lama menangis. Dan seingat saya (antara
ingat dan antara lupa) setiap kali saya menangis waktu kecil, sebenarnya karena
membutuhkan perhatian. Ya, hanya butuh perhatian. Sebuah perhatian yang tidak
harus saya katakan, tetapi menuntut
orang rumah paham apa yang saya inginkan
tanpa harus mengatakannya.
Dari kasus yang saya alami sendiri dan melalui beberapa eksperimen
kecil-kecilan inilah, akhirnya saya memutuskan untuk googling. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pelukan adalah obat yang sangat ampuh untuk menyembuhkan
kekecewaan, sakit, depresi, keminderan dan banyak hal lagi.
Saat seseorang melakukan pelukan akan menghasilkan hormon oksitosin. Bisa
dibilang juga hormon oksitosin ini sebagai hormon cinta. Saat seseorang
menghasilkan hormon oksitosin mereka bisa merasakan rasa bahagia (cek di
googling sendiri ya yang penasaran). Daily Mail mengungkapkan bahwa hormon
oksitosen ternyata dapat digunakan sebagai obat gangguan perkembangan pada
anak-anak yang mengidap autisme.
Mengulas pelukan mampu membantu perkembangan anak, ada sebuah pengalaman
menarik. Ketika anak-anak kita sering diberikan pelukan, anak akan lebih cerdas
dalam hubungan sosial. Eksperimen yang saya lakukan, lagi-lagi keponakan, tapi
mungkin pengaruh gen juga bisa (coba pembaca juga melakukan eksperimen, lihat perkembangannya,
siapa tahu ini situasional saja). Dari hasil yang saya amati, anak lebih mampu
mengekspresikan apa yang mereka inginkan. Misalnya, dia suka menggambar, dia
mengekspresikan dalam bentuk mengambar. Atau dalam bentuk narsis tampil bergaya
di depan kamera. Atau sekedar mengungkapkan perasaan rindu atau perasaan mereka
kepada orang-orang disekitarnya. Anak juga lebih menurut. Hal ini karena
memiliki rasa percaya diri karena sejak awal ia selalu memperoleh perhatian
cukup, sehingga menuntut anak untuk lebih bersikap asertif.
Secara otomatis, ketika memberikan perhatian, pelukan kepada anak secara
cukup. Mereka akan lebih cepat menirukan apa yang mereka lihat dari orang-orang
sekitarnya. Mereka menirukan sikap dan perilaku orang terdekat mereka sebagai
usaha identifikasi dirinya. Dia mulai menirukan bagaimana pembawaan
orangtuanya, gaya berbicara, bahasa tubuh. Anak merekamnya secara alamiah.
Ketika orangtua jarang memberikan perhatian dan pelukan, maka anak juga
cenderung lebih acuh dan bisa jadi menjadi anak yang terlalu individualis,
menarik diri dan tidak cukup memiliki rasa percaya diri saat bergabung dengan teman
sepermainannya.
Penelitian
yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences,
melakukan sebuah penelitian efek dari pelukan yang menghasilkan oksitosin dan
memberikan pengaruh terhadap sikap anak. Eksperimen kali ini menggunakan anak
monyet rhesus macaques. Anak monyet diberi perlakukan selama dua pekan setelah
lahir, satu diberi pelukan dan perhatian dan satunya tidak sama sekali. Hasilnya,
anak monyet yang diberi pelukan dan perhatian memiliki kemampuan meniru lebih
cepat dan lebih baik. Bayi monyet juga memiliki kemampuan komunikasi lebih
baik.
Paul Zak, seorang Neuroeconomist
menyarankan sehari memberikan pelukan sebanyak delapan kali agar bisa merasakan
rasa bahagia dan memperbaiki hubungan baik. Pelukan sebanyak 12 kali menurut
Virginia Satir seorang Psychotherapist mengungkapkan dapat membantu
pertumbuhan. Hampir semua orangtua yang sudah memiliki buah hati, sepulang
bekerja selelah apapun akan terasa terobati melihat kehadiran seorang buah
hati. Sekedar melihat buah hati rasa lelah hilang, disaat itulah hormon
oksitosin kembali berproduksi.
Hormon oksitosin dapat mencegah
terjadinya stress, penyakit jantung dan masih banyak keuntungan lain untuk
kesehatan. Kakak pertama saya yang mengalami gangguan syaraf akibat gempa bumi
2006 yang lalu menyebabkan gangguan, dan depresi. Awalnya sangat parah, karena
kehadiran si Fafa (adik asuh) depresi dan stressnya banyak berkurang berkat
kehadiran seorang anak kecil dirumah. Kemudian disusul satu keponakan yang
paling kecil. Karena faktor lain, dan salah satunya faktor kehadiran tiga
anak-anak dirumah saya, perkembangan kakakku juga membaik. Meskipun secara
ilmiah belum terbukti, setidaknya ada banyak kemajuan berkat ini. dan nampaknya
perlu dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut dilain waktu. Sekian,
semoga kita menjadi orang tua yang respek terhadap buah hati. Berikan pelukan,
pujian dan pengertian seperlunya. Selamat malam ;).
Pelukan Sebagai Obat Kekesalan Dan Sebagai Pengembali Mood
Reviewed by elisa
on
Sunday, June 15, 2014
Rating:
No comments: