Obrolan Makan Siang 3 : Kamu dan Dia Tidak Mata Duitan! Tapi Karena Kewajiban!
Foto : Elisa |
Ada
sebuah kasus, seorang remaja bertanya dengan polos kepadaku “Salahkah aku
mencari uang?” jawabku sambil tersenyum “Tidak, kamu tidak salah, selagi tidak
ada keterpaksaan dari dirimu sendiri dan orang sekitarmu,” Remaja itu hanya
tersenyum membalas jawabanku.
“Dasar
mata duitan!” pernah mendengar celetukan ini? atau pernah mengalaminya sendiri?
Menarik untuk membahas “mata duitan”. Seperti biasa, setiap ada waktu luang,
bersama kedua sahabatku selalu berdiskusi, bertukar pandangan tentang problem
sehari-hari. Atau sekedar mendiskusikan tentang remeh temeh, tapii cukup
penting dijadikan pembelajaran diri. Salah satunya tentang “mencari uang”
sebagai kewajiban? Atau sebagai indikasi “matrealistis” atau lebih sarkasme “MATA
DUITAN”.
Adakah
kesalahankah dengan sebutan “mata duitan”? sepertinya tidak juga. Kita bertiga
selalu melihat konteksnya. Ketika ada seorang laki-laki yang memiliki satu
istri dan tiga anak, apakah laki-lakii itu orang yang mata duitan? Para Ayah
dan Kepala Keluarga terimakah dengan sebutan itu? pasti tersinggung bukan! Karena
bekerja bukan semata-mata karena mata duitan, tidak dipungkiri uang penting. Tanpa
uang anak dan istri akan diberi makan apa?
Kasus
1 : Ada seorang laki-laki yang bekerja di dua tempat, pagi hari ia bekerja di
lembaga pemerintahan, sore hari dan malam harinya bekerja sebagai serabutan. Suatu
ketika di tempat bekerja, si laki-laki ini mendapatkan tawaran untuk membantu
dan mengembangkan lembaga tempat ia bekerja dengan sukarela. Laki-laki tersebut
dengan alasan yang klasik, karena tidak memperoleh imbalan. Kemudian teman
sejawatnya kembali berkata “Dasar mata duitan”. Lalu apa pendapat pembaca? juga
akan mengatakan kalimat yang samakah? Atau berpendapat lain?. Salahkah orang
tersebut menolak dan memilih melakukan kegiatan sesuai tugasnya. Laki-laki yang
diketahui memiliki dua anak dan satu Istri bekerja untuk mencari uang. bukankah
tawaran itu suka rela? Bukankah kalimat itu seharusnya tidak dikeluarkan, kita
tidak pernah tahu kehidupan setiap orang, bisa saja anaknya sakit, sehingga si
Bapak dua anak ini harus tunggang langgang mencari uang lebih banyak demi
kesembuhan si anak.
Kasus
2 : “Dasar mata duitan!” kata si X kepada salah satu mahasiswa. Ada banyak
mahasiswa di Indonesia ini yang kuliah sambil bekerja. Mereka bekerja mencari
uang untuk pendidikan mereka. Mahasiswa tipe seperti ini memang “gampang-gampang
susah”. Jika tidak bekerja, maka sekolah akan dibayar dengan apa?, jika bekerja
saja maka untuk apa kuliah jika sering meninggalkan pelajaran?. Tapi banyak
pula Mahasiswa yang bekerja lancar dan kuliah tidak pernah absen. Apakah mahasiswa
tipe ini “mata duitan”.
Dua
kasus tersebut menunjukkan bahwa manusia butuh uang. Dikatakan mataduitan ketika
segala sesuatu selalu dilihat, diukur dengan uang. Berdasarkan diskusi kita
bertiga, dua kasus ini bukan karena mata duitan, tapi lebih kepada kewajiban
dan tanggungan yang harus mereka penuhi. Cara untuk mendapatkan uang pun juga
dengan cara yang benar, dengan cara bekerja, sesuai dengan kontrak kerja yang
ada dan uang tersebut didapatkan dengan keringat, pikiran dan tenaga. Jadi
karena mereka menjual tenaga dan pikiran mereka dengan uang. Coba deh di intip
lagi “Mata duitan” di mbah googling sendiri.
Obrolan
siang tentang “mata duitan” memberikan pelajaran kepada kita bertiga nih. Mau tahu
apa itu?
1.
Melihat
sifat orang berdasarkan kata/kalimat yang paling sering diucapkannya, misalnya
nih. Ketika aku berkumpul sama teman-teman, terus ngobrol sana-sini, terus
sering nyletuk atau ngatain ke teman “Wa.. kamu mata duitan. Itulah kenapa kalo
kegaitan yang tidak berbau dengan uang kamu tidak pernah mau ikut. Sekali kegiatan
yang berduit langsung deh,”. Nah sudah dapat dipastikan, jika kaliimat itu
sering diucapkan diberbagai kesempatan, bisa jadi orang yang mengatakan itu
sendirilah yang mata duitan. Ingat, apa yang kita ucapkan adalah siapa diri
kita. Yah, hampir mirip seperti katarsislah.
2.
Mengajari
kita memahami oranglain dan menempatkan diri menjadi oranglain, seperti yang
sudah aku tuliskan di atas. Kita tidak pernah tahu kehidupan seseorang. Bisa jadi
ia butuh uang karena untuk menghidupi keluarga dan adik-adiknya, makannya
seperti itu. Ya wajar dong jika seseorang mencari duit.
3.
Mengajari
kita untuk TIDAK MUDAH MENJASTIFIKASI ORANG LAIN.
Salahkah
mencari uang sehingga banyak orang yang mengatai mata duitan? aku kira ini hal
yang wajar dan tidak apa-apa. Tidak perlu munafik dan gengsi, jika tidak cari
uang lalu cari apa? apa cukup anak dan istri kita kasih makan pahala? Bukankah Tuhan
telah menciptakan tumbuh-tumbuhan, air, dan akal pikiran untuk hamba-hambanya
berfikir?
Obrolan Makan Siang 3 : Kamu dan Dia Tidak Mata Duitan! Tapi Karena Kewajiban!
Reviewed by elisa
on
Thursday, May 08, 2014
Rating:
No comments: