POLEMIK BAHASA ASING DAN BAHASA IBU
Foto : Elisa |
Bahasa
asing di Indonesia mulai diajarkan, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga
Perguruan tinggi. Nisa Fitria berpendapat bahwa bahasa asing berkembang sangat
baik secara teori, namun secara praktik kurang begitu efektif. Penggunaan
bahasa dilingkup sekolah SMA Negeri 9 Yogyakarta masih terhitung minim, “Anak-anak
yang menganggap pelajaran Bahasa Inggris hanya sebagai formalitas, lalu jarang
praktik, tidak heran jika bahasa inggrisnya secara praktik masih terkesan kaku”,
tegasnya.
Endah
Nurul Khanasah, Pelajar dari SMK Sadewa, beranggapan bahwa bahasa asing juga
penting, sebagai modal untuk menghadapi perkembangan dan era globalisasi.
Pentingnya bahasa asing dipelajari sejak dini ternyata tidak selamanya bersifat
positif, hal ini dibenarkan oleh Findi Nadifa Galuh A.L yang memiliki hobi
menulis, ia beranggapan bahwa Bahasa Ibu dan Lokal jangan sampai di lupakan
gara-gara asyik belajar Bahasa Asing, “Bahasa Ibu dan bahasa Lokal seperti
bahasa jawa juga penting”, tegasnya.
“Kalau tidak tertarik menggunakan bahasa asing, sebenarnya
tidak apa-apa, tapi sebaiknya semua keuntungan yang didapatkan ketika
mempelajari bahasa asing benar-benar dipertimbangakan”, kata Marsa Harisa, SMA
Negeri 9 Yogyakarta.
Endah,
itulah reporter BIAS menyapanya, Kelas X jurusan Keperawatan I di SMK SADEWA
yang berada di Babarsari. Ia berpendapat bahwa bahasa Asing sangat penting dan
tidak boleh ditinggalkan.
“Semua generasi harus mau belajar bahasa
asing, setidaknya Bahasa Inggris karena itu penting. Aku dengar tahun 2020 akan
diadakan free trade workers, jadi pekerja dari penjuru dunia bisa masuk
Negara lain dengan bebas. Kalau kita tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa
asing, bagaimana kita bisa survive di masa depan?” Diella Zuhdiyani, SMA
Negeri 2 Yogyakarta. (Elisa & Putri, Dimuat di Tabloid BIAS 2013)
POLEMIK BAHASA ASING DAN BAHASA IBU
Reviewed by elisa
on
Wednesday, January 01, 2014
Rating:
No comments: