Beranikan Diri Menulis
Foto : Elisa |
Pelajar
dari Sekolah Menengah Atas banyak yang menakuti dunia tulis menulis. Dari
sekian banyak pelajar yang benci menulis, ada juga yang berhasil menorehkan
prestasi lewat tulisan. Salah satunya pelajar dari SMAN 1 Piyungan yang bernama
Madha Wirahuda.
Menulis
bagi madha sebatas hobi. Tapi siapa yang menyangka, dari hobinya madha berhasil
membawa pulang thropy. Ia berhasil meraih juara 1 tingkat propinsi, dalam ajang
lomba Esay PKN tentang Generasi Muda di Era Reformasi. Meskipun sekedar hobi,
pelajar kelahiran Yogyakarta, 7 Juli 1995 ini tidak menjadikan hobinya dibiarkan
menguap begitu saja. Baginya, hobi apapun itu perlu disalurkan.
Berkat
hobi yang ditekuni dan selalu diasah, mengantarkan beberapa karya Madha dimuat
di Surat Kabar Lokal. Seperti di Kedaulatan Rakyat di kolom KACA. “Kuncinya
hanya berani menulis dan mencoba!” tambahnya.
Berbeda
dengan Khoirunisa, salah satu pelajar dari SMAN1 Banguntapan. Meskipun belum
ada satupun karyanya dimuat di Surat kabar lokal, pelajar kelahiran Banten, 14
Juli 1995 ini tetap tak mau berhenti mencoba menulis. Bagi Nisa menulis itu
suatu hal yang mengasyikkan. Menulis sebagai tempat berekspresi, berimajinasi,
sekaligus sebagai teman disaat sendirian.
Pelajar
yang duduk di bangku XI IPS 2 bercita-cita menjadi seorang psikolog ini akan
menekuni hobi menulisnya. Nisa, disela waktu luang menyempatkan mencoret-coret
di kertas. Tulisan yang biasa ia tulis adalah cerpen dan puisi, karena lebih
bersifat emosional, berdasarkan pada suasana hati saat itu.
Cara
Nisa menggali ide untuk dijadikan bahan tulisannya cukup sederhana. Ia dapat
mengambil dari pengalaman pribadi, pengalaman teman, pengamatan, dan baca-baca
buku. Ide itu biasanya akan muncul dengan sendiri, muncul secara alamiah.
“Berbedaa saat mendapatkan ide dengan cara dipaksakan, hasilnya akan terasa
kaku di baca,” jawabnya.
Manfaat
menulis bagi Nisya adalah melatih bagaimana menulis yang baik dan benar. Menulis
juga dapat mengukur seberapa hebat kemampuannya dalam menulis. Tulisan dimuat
di media massa adalah ukuran bagi Nisya bahwa tulisan itu layak. Dimana tulisan
yang layak muat adalah tulisan yang bisa dibaca dan dipahami orang lain.
Sehingga oranglain bisa mengambil manfaatnya.
Seiring
banyak prestasi kepenulisan yang ditorehkan oleh Pelajar SMA, baik KIR, Lomba
menulis cerpen, puisi dan esai didapatkan melalui kerjakeras. Nisa yang aktif
di ROHIS dan aktif mengikuti pelatihan pidato ini berpendapat bahwa tidak mudah
mejadi seperti mereka. Tampil sebagai wakil sekolah, membawa nama baik sekolah
dengan prestasi. Tentu perlu latihan dan jam terbang menulis yang lama.
Senada
yang diungkapkan oleh Madha Wirahuda, hal terpenting dalam menulis adalah tidak
takut untuk memulai menulis. Tuliskan apapun itu yang terlintas dipikiran.
Sehingga ide-ide tersebut dapat dibaca orang lain, memberikan manfaat bagi
orang. “Teruslah menulis, teruslah melahirkan ide-ide cermerlang dan melahirkan
karya yang luar biasa,” tambahnya.
Jadi,
menulis bukanlah hal yang menakutkan. Menulis dapat dilakukan oleh siapa saja.
Dalam menuliskan sebuah karya hanya membutuhkan keberanian. Keberanian mencoba,
keberanian untuk gagal, keberanian untuk dipermalukan karena gagal, dan
keberanian untuk kembali bangkit dan mencoba lagi sampai berhasil. (Elisa)
Tulisan ini di muat di Tabloid BIAS
edisi 7, 2012
Beranikan Diri Menulis
Reviewed by elisa
on
Thursday, January 24, 2013
Rating:
No comments: