Keuletan Jadikan Penulis Berkualitas
Redaksi Tabloid BIAS periode 2010 mengunjungi Taman Pintar (Foto : Elisa) |
Bercita-cita
menjadi seorang penulis yang terkenal?.
Atau ingin menjadi seorang Jurnalis yang handal?. Atau mungkin ingin
menjadi seorang penulis skenario yang mendunia?. Bertahan di media tidak
semudah seperti dibangku sekolah.
Menjadi
seorang penulis sudah hal biasa. Persaingan di dunia menulis juga bukan hal
yang mudah. Modal menjadi penulis juga tidak serumit menjadi angkatan udara. Modal
menulis hanya membutuhkan kemauan, keseriusan, kegigihan, dan berani!.
Tidak
memiliki bakat menjadi penulis bukan sesuatu rintangan. Bahkan orang yang mengaku
tidak bisa menuliskan kalimat “aku tidak bisa menulis” sekalipun, akhirnya bisa
menjadi seorang penulis.
Menulis
tidak harus selalu dimuat oleh media masa. Mulailah menulis di blog pribadi. Kunci
menjadi penulis di media masa adalah berani ditolak. Semakin banyak tulisan
yang ditolak, semakin banyak tulisan yang harus ditulis. Semakin besar pula
peluang tulisan dimuat dimedia masa.
Tulisan
pertama kali dimuat di media massa patut untuk diabadikan. Disarankan untuk
didokumentasikan. Karena hal ini penting untuk bukti bahwa tulisan tersebut
benar dimuat di media masa. Selidik punya selidik, pemutan pertama dapat
digunakan sebagai batu loncatan menjadi kontributor tulisan di media masa.
Jika
dirasa mejadi kontributor sudah cukup baik, dari pihak redaksi akan
mempertimbangkan Anda untuk bergabung menjadi salah satu TIM di media tersebut.
Lakukan penawaran semacam ini ke media. Kesempatan untuk diterima cukup bagus.
Selama
bergabung di media masa yang tidak boleh dilewatkan adalah ketekunan, keuletan,
gigih, cekatan dan keberanian. Ketika bergabung disuatu media, tentu amanah
terjun di lapangan tidak bisa di elakkan lagi. Lakoni itu dengan senang hati.
Dunia
kerja di media masa sering kali ada masa tidak mengenakkan. Mau tidak mau itu
itu semua harus dihadapi. Menulis pada
dasarnya memang susah-susah gampang. Apalagi menjadi seorang wartawan. Seorang wartawan
memiliki daya analitis, intuisi dan pendekatan komunikasi dengan lawan. Jadi benar-benar
anda ditantang.
Tulisan
ini Saya tulis berdasarkan pengalaman saya. Dari beberapa rekan Saya saat itu
satu, persatu menghilang dari peredaran. Mereka tidak kuat dengan atmosfer yang
mengalami beberapa pergantian pemimpin. Ada beberapa dari mereka menghilang di
peredaran jurnalistik karena disebabkan perasaan tidak suka dengan atasan,
aturan baru, dan sibuk dengan sekolahnya. Seorang penulis harus bisa
memanajemen waktunya tersebut, dengan kata lain harus profesional.
Rasa-rasa
semacam ini harusnya tidak dijadikan sebagai permasalahan yang krusial. Anggaplah
masalah seperti ini sebagai kerikil yang hanya mengganggu langkah, dan segera menyingkirkan
kerikil tersebut. Ikuti aturan main yang ada, tekuni, berfikiran positif. Saat bekerja
anggap anda tidak bekerja, tetapi anggap itu hanya ajang tempat belajar kita
menuntut ilmu.
Permasalahan
bagi rekan-rekan saat itu karena mereka tidak menjadikan pekerjaannya sebagai
ajang belajar. Tetapi ada tendensi lain, seperti mencari uang, namanya
terpajang di media massa dan sejenis. Akibatnya jika mendapatkan kritikan sulit
untuk diterima. Padahal yang lebih esensi dari semua itu adalah pembelajaran,
dan kritikan itulah yang utama menuju kualitas yang lebih.
Jika
sikap loyal ini bisa berjalan secara baik, bersiap-siaplah Anda akan menjadi
seorang penulis berkualitas. Tidak akan mengalami kesulitan yang berarti ketika
kemahiran menulis dikuasai. Skripsi, atau menulis buku bukan hal yang sulit
lagi untuk dilakukan. Semua akan terasa begitu mudah saat ingin menuangkan ke
dalam kata-kata. (Elisa)
Keuletan Jadikan Penulis Berkualitas
Reviewed by elisa
on
Saturday, November 17, 2012
Rating:
No comments: