Redaksi BIAS Belajar Sejarah
Dalam rangka menyambut Hari Jadi Tabloid BIAS yang ke 15, segenap redaksi Wartawan BIAS menggadakan beberapa agenda yang diselenggarakan dalam waktu dekat. Salah satunya adalah menggunjunggi Makam Pahlawan di Taman Wijaya Brata, Sabtu 09 Oktober 2010, pukul 15.00. Usai Ziarah kubur Redaksi Tabloid BIAS mengadakan Bakti Sosial (BAKSOS) di sepanjang jalan TMP Wijaya Brata hingga TMP Kusumanegara. Setiap staf redaksi Tabloid BIAS membagikan makanan kepada para tukang becak, dan beberapa penjual di pinggir jalan.
Ziarah Kubur ini merupakan salah satu Serangkaian agenda Acara dalam menyambut Hari Ulang tahun Tablooid BIAS ke-15 yang jatuh pada 28 Oktober. Ziarah Kubur dimulai dengan foto Bersama, kemudian melakukan Upacara singkat yang di Pimpin oleh Dwi Suyono, pemimpin Redaksi Tabloid BIAS. Kemudian di Pimpin oleh YB. Margontoro selaku kepala Redaksi Tabloid BIAS.
Seusai upacara, tanda penghormatan kepada Sang Pahlawan Bangsa, dilanjutkan dengan berdoa untuk Ki Hajar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara (Istri Ki Hajar Dewantoro). Yang dimakamkan saling berdekatan. Kemudian disusul dengan Tabur bunga seluruh Staf Redaksi Tabloid BIAS.
Tujuan diadakannya Ziarah kubur adalah untuk menghormati jasa-jasa mereka dalam perjuangan. Menghargai akan sejarah yang sangat bernilai artinya. Selain itu, ziarah kubur yang diikuti seluruh Staf Redaksi Tabloid BIAS untuk mengenang ulang dimana perjalanan sejarah Ki HAjar Dewantara merupakan suatu paradikma besar yang merubah Indonesia yang buta pendidikan menjadi Negara yang mengerti akan pendidikan.
Disisilain Sejarah Ki Hajar Dewantoro selain sebagai bapak Bangsa, beliau juga merupakan Wartawan muda yang Ulet. Tulisan-tulisannya aktif dalam organisasi sosial dan politik di media Masa. Media itu didirkan sendiri pula oleh Ki Hajar Dewantoro yang bernama “Boedi Oetomo” pada tahun 1908. Tidak heran tentang tulisan-tulisannya yang berbobot itu mendapatkan prokontra dan pihak lawan.
Semangat, Keuletan, dan Gaya Tulisan Ki Hajar Dewantoro ini bisa dijadikan landasan cermin pembelajaran untuk Wartawan Tabloid BIAS yang sebagian besar adalah seorang Pelajar SMA. Wartawan BIAS juga Akrab dengan dunia pendidikan. Diharapkan tulisan-tulisannya memberikan informasi baru tentang pengetahuan, syukur-syukur turut berpartisipasi dalam membawa perubahan pendidikan di Yogyakarta. Atau menjadi pelopor perubahan dalam cara pandang anak muda-mudi dalam pendidikan.
Ziarah sore itu sangat membekaskan pelajaran tentang makna bercermin kepada perjuangan Sang Pahlawan. Teman-teman wartawan tabloid bias dapat memahami makna dari suatu episode perjalanan menjadi seorang wartawan. Satu hal lagi yang ditekankan dalam ziarah kubur ke wijaya brata ini. Yaitu tentang artinya pendidikan.
Ki hajar Dewantoro dikenal bapak bangsa karena beliau benar-benar mengedepankan pendidikan. Tetapi yang menjadi permasalahannya sekarang adalah, seringkali para pelajar sekarang pendidikan adalah suatu hal yang mutlak. Dalam artian, Organisasi di luar sekolah di tinggalkan. Padahal jika mengaca pada perjuangan Ki Hajar Dewantoro, dia adalah aktifis di berbagai elemen. Mulai dari kemasyarakatan, politik hingga organisasi dalam kancah pendidikan. Sehingga Wacana yang dihadirkan oleh Ki Hajar Dewantara selalu bersifat menyeluruh karena sudut pandang dalam wacana yang dihadirkan tidak hanya dalam kacamata pendidikan saja, tetapi dari beberapa kacamata.
Tidak heran jika keberhasilan Ki Hajar Dewantoro dalam pendidikan ini menui kegemilangan. Karena cita-citanya dalam merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan didukung dengan adanya organisasi kemasyarakatan. Sehingga cakupan itu menjadi luas. (Elisa)
Diterbitkan oleh Tabloid BIAS edisi 6 2010
Ziarah Kubur ini merupakan salah satu Serangkaian agenda Acara dalam menyambut Hari Ulang tahun Tablooid BIAS ke-15 yang jatuh pada 28 Oktober. Ziarah Kubur dimulai dengan foto Bersama, kemudian melakukan Upacara singkat yang di Pimpin oleh Dwi Suyono, pemimpin Redaksi Tabloid BIAS. Kemudian di Pimpin oleh YB. Margontoro selaku kepala Redaksi Tabloid BIAS.
Seusai upacara, tanda penghormatan kepada Sang Pahlawan Bangsa, dilanjutkan dengan berdoa untuk Ki Hajar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara (Istri Ki Hajar Dewantoro). Yang dimakamkan saling berdekatan. Kemudian disusul dengan Tabur bunga seluruh Staf Redaksi Tabloid BIAS.
Tujuan diadakannya Ziarah kubur adalah untuk menghormati jasa-jasa mereka dalam perjuangan. Menghargai akan sejarah yang sangat bernilai artinya. Selain itu, ziarah kubur yang diikuti seluruh Staf Redaksi Tabloid BIAS untuk mengenang ulang dimana perjalanan sejarah Ki HAjar Dewantara merupakan suatu paradikma besar yang merubah Indonesia yang buta pendidikan menjadi Negara yang mengerti akan pendidikan.
Disisilain Sejarah Ki Hajar Dewantoro selain sebagai bapak Bangsa, beliau juga merupakan Wartawan muda yang Ulet. Tulisan-tulisannya aktif dalam organisasi sosial dan politik di media Masa. Media itu didirkan sendiri pula oleh Ki Hajar Dewantoro yang bernama “Boedi Oetomo” pada tahun 1908. Tidak heran tentang tulisan-tulisannya yang berbobot itu mendapatkan prokontra dan pihak lawan.
Semangat, Keuletan, dan Gaya Tulisan Ki Hajar Dewantoro ini bisa dijadikan landasan cermin pembelajaran untuk Wartawan Tabloid BIAS yang sebagian besar adalah seorang Pelajar SMA. Wartawan BIAS juga Akrab dengan dunia pendidikan. Diharapkan tulisan-tulisannya memberikan informasi baru tentang pengetahuan, syukur-syukur turut berpartisipasi dalam membawa perubahan pendidikan di Yogyakarta. Atau menjadi pelopor perubahan dalam cara pandang anak muda-mudi dalam pendidikan.
Ziarah sore itu sangat membekaskan pelajaran tentang makna bercermin kepada perjuangan Sang Pahlawan. Teman-teman wartawan tabloid bias dapat memahami makna dari suatu episode perjalanan menjadi seorang wartawan. Satu hal lagi yang ditekankan dalam ziarah kubur ke wijaya brata ini. Yaitu tentang artinya pendidikan.
Ki hajar Dewantoro dikenal bapak bangsa karena beliau benar-benar mengedepankan pendidikan. Tetapi yang menjadi permasalahannya sekarang adalah, seringkali para pelajar sekarang pendidikan adalah suatu hal yang mutlak. Dalam artian, Organisasi di luar sekolah di tinggalkan. Padahal jika mengaca pada perjuangan Ki Hajar Dewantoro, dia adalah aktifis di berbagai elemen. Mulai dari kemasyarakatan, politik hingga organisasi dalam kancah pendidikan. Sehingga Wacana yang dihadirkan oleh Ki Hajar Dewantara selalu bersifat menyeluruh karena sudut pandang dalam wacana yang dihadirkan tidak hanya dalam kacamata pendidikan saja, tetapi dari beberapa kacamata.
Tidak heran jika keberhasilan Ki Hajar Dewantoro dalam pendidikan ini menui kegemilangan. Karena cita-citanya dalam merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan didukung dengan adanya organisasi kemasyarakatan. Sehingga cakupan itu menjadi luas. (Elisa)
Diterbitkan oleh Tabloid BIAS edisi 6 2010
Redaksi BIAS Belajar Sejarah
Reviewed by elisa
on
Tuesday, December 07, 2010
Rating:
No comments: