NASA Rencanakan 28 Misi Baru
text TEXT SIZE :
Share
WASHINGTON - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mempertimbangkan kemungkinan 28 misi untuk mencari kehidupan di luar Bumi, dalam sistem tata surya kita.
"Astrobiologi dan pencarian kehidupan merupakan pusat yang sebenarnya harus kita lakukan selanjutnya dalam eksplorasi sistem tata surya," papar Steve Squyres, peneliti di Cornell University, Ithaca, New York.
Menurut Squyres, "Kita sedang mengamati 28 misi berbeda. Mereka mencakup semua, mulai dari daratan Merkurius hingga obyek-obyek yang terbang di luar angkasa sistem tata surya dan khususnya terkait untuk mencari kehidupan." Berbagai obyek yang menarik antara lain, misi tiga tahap Martian (misi di Mars) yang akan membawa tanah Mars ke Bumi.
"Contoh tanah itu mungkin mengungkap sesuatu yang hebat tentang Mars di suatu masa atau hari ini (telah) membentuk kehidupan," kata Squyres.
Misi lainnya untuk mengamati asal gas methane di atmosfer planet Mars dan apakah itu organik atau tidak. Methane terurai cepat di atmosfer Mars, tapi para peneliti menemukan methane di Mars pada 2003 hingga ada kemungkinan bahwa planet itu tidak seluruhnya mati.
"Jadi kita akan mengirim satu misi untuk melihat sumber methane itu dan mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari sumber biologis," ujar Squyres. Para pakar sangat tertarik dengan Europa, salah satu satelit (bulan) yang mengorbit di Jupiter.
"Diyakini bahwa Europa mungkin memiliki cairan air laut di balik selubung esnya. Dan kami mempertimbangkan satu misi robot Europa yang memiliki kemampuan menggunakan sistem radar yang dapat masuk ke is itu, menemukan lautan jika itu ada, mengidentifikasi tempat-tempat di mana Anda mungkin pergi ke permukaan untuk mempelajari lebih banyak tentang lautan itu," kata Squyres.
Titan, sebuah bulan di Saturnus, juga menjadi perhatian para peneliti. "Ini sebuah bulan yang kita tahu sangat kaya dengan bahan organik. Kita merancang misi jangka panjang yang akan mempelajari Titan lebih mendalam, termasuk sebuah orbiter, satu balon di atmosfer Titan dan robot untuk mendarat di beberapa danau methane cair," kata peneliti Cornell itu.
Misi lain yang dipertimbangkan ialah untuk mengambil sample dari sebuah komet. "Komet-komet diyakini kaya dengan material organik, kaya dalam pembangunan blok-blok kehidupan. Sebagian material organik di bumi mungkin dikirim ke bumi oleh komet-komet," ujar peneliti NASA.
"Berbagai proyek itu perlu diringkas lagi, sebelum rekomendasi yang dibuat tentang misi-misi apa yang harus diprioritaskan NASA," papar Squyres.
Sementara kemarin, sebuah balon raksasa untuk penelitian milik NASA terjatuh akibat hembusan angin kencang. Balon yang membawa peralatan penelitian yang sangat mahal dan sensitif itu terhempas dan jantung saat persiapan peluncurannya.
Angin mengangkat balon setinggi 500 meter, saat muatan yang dibawanya menabrak pagar dan sebuah mobil penonton, sebelum akhirnya balon itu jatuh.
Saat kecelakaan, balon itu diyakini membawa sebuah teleskop canggih berharga antara USD5 juta dan USD10 juta, yang mampu memonitor sinar gamma. Akibat kecelakaan itu, hancur pula peralatan yang dibiayai pajak rakyat Amerika Serikat (AS).
"Kami sedang duduk di mobil kami dan bersiap membawanya pergi dan kami benar-benar berjarak 30 centimeter dari benda tersebut. Jika tidak ada mobil lain di sana, kami tentu tidak berada di sini lagi, saya pikir," ujar seorang penonton peluncuran balon tersebut. (Koran SI/Koran SI/syarifudin)(//faj)
Share
WASHINGTON - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mempertimbangkan kemungkinan 28 misi untuk mencari kehidupan di luar Bumi, dalam sistem tata surya kita.
"Astrobiologi dan pencarian kehidupan merupakan pusat yang sebenarnya harus kita lakukan selanjutnya dalam eksplorasi sistem tata surya," papar Steve Squyres, peneliti di Cornell University, Ithaca, New York.
Menurut Squyres, "Kita sedang mengamati 28 misi berbeda. Mereka mencakup semua, mulai dari daratan Merkurius hingga obyek-obyek yang terbang di luar angkasa sistem tata surya dan khususnya terkait untuk mencari kehidupan." Berbagai obyek yang menarik antara lain, misi tiga tahap Martian (misi di Mars) yang akan membawa tanah Mars ke Bumi.
"Contoh tanah itu mungkin mengungkap sesuatu yang hebat tentang Mars di suatu masa atau hari ini (telah) membentuk kehidupan," kata Squyres.
Misi lainnya untuk mengamati asal gas methane di atmosfer planet Mars dan apakah itu organik atau tidak. Methane terurai cepat di atmosfer Mars, tapi para peneliti menemukan methane di Mars pada 2003 hingga ada kemungkinan bahwa planet itu tidak seluruhnya mati.
"Jadi kita akan mengirim satu misi untuk melihat sumber methane itu dan mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari sumber biologis," ujar Squyres. Para pakar sangat tertarik dengan Europa, salah satu satelit (bulan) yang mengorbit di Jupiter.
"Diyakini bahwa Europa mungkin memiliki cairan air laut di balik selubung esnya. Dan kami mempertimbangkan satu misi robot Europa yang memiliki kemampuan menggunakan sistem radar yang dapat masuk ke is itu, menemukan lautan jika itu ada, mengidentifikasi tempat-tempat di mana Anda mungkin pergi ke permukaan untuk mempelajari lebih banyak tentang lautan itu," kata Squyres.
Titan, sebuah bulan di Saturnus, juga menjadi perhatian para peneliti. "Ini sebuah bulan yang kita tahu sangat kaya dengan bahan organik. Kita merancang misi jangka panjang yang akan mempelajari Titan lebih mendalam, termasuk sebuah orbiter, satu balon di atmosfer Titan dan robot untuk mendarat di beberapa danau methane cair," kata peneliti Cornell itu.
Misi lain yang dipertimbangkan ialah untuk mengambil sample dari sebuah komet. "Komet-komet diyakini kaya dengan material organik, kaya dalam pembangunan blok-blok kehidupan. Sebagian material organik di bumi mungkin dikirim ke bumi oleh komet-komet," ujar peneliti NASA.
"Berbagai proyek itu perlu diringkas lagi, sebelum rekomendasi yang dibuat tentang misi-misi apa yang harus diprioritaskan NASA," papar Squyres.
Sementara kemarin, sebuah balon raksasa untuk penelitian milik NASA terjatuh akibat hembusan angin kencang. Balon yang membawa peralatan penelitian yang sangat mahal dan sensitif itu terhempas dan jantung saat persiapan peluncurannya.
Angin mengangkat balon setinggi 500 meter, saat muatan yang dibawanya menabrak pagar dan sebuah mobil penonton, sebelum akhirnya balon itu jatuh.
Saat kecelakaan, balon itu diyakini membawa sebuah teleskop canggih berharga antara USD5 juta dan USD10 juta, yang mampu memonitor sinar gamma. Akibat kecelakaan itu, hancur pula peralatan yang dibiayai pajak rakyat Amerika Serikat (AS).
"Kami sedang duduk di mobil kami dan bersiap membawanya pergi dan kami benar-benar berjarak 30 centimeter dari benda tersebut. Jika tidak ada mobil lain di sana, kami tentu tidak berada di sini lagi, saya pikir," ujar seorang penonton peluncuran balon tersebut. (Koran SI/Koran SI/syarifudin)(//faj)
NASA Rencanakan 28 Misi Baru
Reviewed by elisa
on
Monday, May 03, 2010
Rating:
No comments: